berita-hari-ini

Sulit Registrasi Ulang SIM Card, Kartu Hangus Tak Bisa Aktif Kembali

Selasa, 27 Februari 2018 | 14:01 WIB

Kewajiban registrasi dengan identitas diri juga ikut menekan peredaran kartu perdana. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Ahmad Ramli mengatakan telah meminta operator seluler menghapus promosi berlebihan pada kartu baru. “Itu biaya pembuatan kartu baru semua operator seluler sampai Rp 2 triliun. Konsumen sekali pakai habis lalu buang,” katanya kemarin.

Ahmad mengakui, biaya isi ulang kartu prabayar lebih mahal daripada kartu perdana untuk data Internet misalnya. Hal itu terkait dengan promosi operator. “Saat ini diperkirakan ada 300 juta lebih nomor prabayar di Indonesia,” katanya.

Salah satu masalah ketika pendaftaran lewat pesan pendek yaitu kartu perdana yang dinyatakan milik orang lain sehingga pendaftaran dengan Nomor Induk Kependudukan serta Kartu Keluarga ditolak sistem. “Coba daftarkan lagi, nanti data baru akan menimpa data lama,” kata Ahmad.

Pemerintah memberi tenggat pendaftaran kartu telepon seluler prabayar pada 28 Februari 2018. Jika hingga dua bulan kemudian tidak juga mendaftar, nomor telepon akan diblokir total. “Tidak ada jaminan nomor yang hangus itu bisa dipakai kembali,” katanya.

Sementara itu, Manager Corporate Communications Jabotabek Jabar Telkomsel, Singue Kilatmaka, mengatakan bahwa hingga kemarin data jumlah pelanggan yang melakukan registrasi masih terus bergerak. Sehingga pihaknya masih belum bisa memastikan jumlah pelanggan yang belum berhasil melakukan registrasi.

”Kalau jumlah pembelian kartu baru tidak ada pengaruh. Kami percaya pelanggan masih setia dan tertarik menggunakan produk dan layanan Telkomsel. Kami juga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan melayani sebanyak mungkin masyarakat Indonesia,” kata dia.

Singue menambahkan, tujuan dari registrasi pelanggan ini adalah untuk melindungi pelanggan. Karenanya, Telkomsel kini fokus mengarahkan dan membantu pelanggan untuk melakukan registrasi ulang sesuai yang diatur oleh pemerintah, sebelum tenggat waktu 28 Februari 2018.

Sementara manager management services XL Axiata Jabodetabek, Laksmi Nurwandini menuturkan, pihaknya memang terus menyosialisasikan implementasi kebijakan registrasi kartu prabayar. Juga mendorong pelanggan agar segera registrasi kartu pra bayarnya.

”Saat ini jumlah pelanggan XL Axiata yang sudah melakukan registrasi prabayar mencapai lebih dari 30 juta pelanggan. Proses registrasi terus berlangsung,” kata Laksmi.

Selain itu, untuk menghindari antrean di gerai utama, XL membuka banyak gerai mini khusus di pusat-pusat keramaian di Jabodetabek. Gerai-gerai itu juga menyediakan konsultasi dan membantu pelanggan yang kesulitan dalam registrasi.

Sementara Head of Corporate Communication Indosat Ooredoo, Deva Rachman, mengatakan bahwa kurang lebih 50 persen dari 110 juta pelanggannya sudah melakukan registrasi ulang. “Sampai saat ini, untuk proses prepaid registrasi ini di Indosat berjalan dengan lancar, dan kami mengapresiasi para pelanggan Indosat yang telah melakukan registrasi kartu prabayar mereka,” ujarnya kpeada pewarta.

(RB/ran/pojokjabar)

sumber : pojokjabar

Halaman:

Tags

Terkini