Metropolitan - Ketua Asosiasi Hortikultura Indonesia, Anton Muslim Arbi mengakui keliru atas lontarannya di berbagai media yang menyebut tidak ada importir yang melaksanakan program wajib tanam bawang putih akibat kurangnya informasi. Dirinya tidak menyangka kalau pernyataan tersebut membuat tersinggung banyak kalangan, termasuk dari para importir sendiri.
“Jujur saya akui pernyataan tersebut keluar karena saya masih ‘gelap’ informasi terkait pelaksanaan program wajib tanam importir ini. Saya hanya mendasarkan informasi sepihak dari beberapa anggota asosiasi. Setelah saya melihat langsung kondisi lapangan di daerah Temanggung, apa yang saya sangkakan itu ternyata salah. Saya minta maaf,” demikian ujarnya di Temanggung, Jumat (22/3).
Pri yang akrab disapa Muslim Arbi ini menegaskan setelah mengecek atau lihat langsung di lapangan, faktnya ternyata banyak importir yang benar-benar sudah tanam bawang putih di Temanggung dan sekitarnya. Karenanya, program wajib tanam bawang putih optimis bisa jalan dan Indonesia nantinya swasembada.
“Terus terang awalnya saya juga ragu dengan program wajib tanam bawang putih ini bisa jalan. Begitu saya menyaksikan sendiri di lapangan dan mendapat penjelasan dari teman-teman Ditjen Hortikultura Kementan, saya jadi yakin dan optimis program ini bisa dilaksanakan. Semangatnya juga bagus dan mulia,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Muslim Arbi meminta pemerintah untuk meningkatkan pengawasan dan pembinaan di lapangan. Sebab, bagaimanapun tabiat asli importir itu adalah sebagai pedagang sehingga membutuhkan bimbingan dan fasilitasi agar mereka mampu melaksanakan kewajiban tanamnya.
“Kemitraan dengan petani bagus, harus tetap perlu diawasi agar berjalan sesuai yang disepakati kedua belah pihak,” katanya.
Dia pun menghimbau anggota asosiasinya yang juga menjadi importir bawang putih, agar menjalankan aturan ini dengan konsisten. Tanam saja sesuai ketentuan dan penuhi target produksi 5%, karena semangat program ini untuk membangkitkan kedaulatan pangan nasional kita khususnya bawang putih.
“Masa negara sebesar dan sesubur ini bawang putihnya 96% impor. Harus kita kurangi ketergantungan ini,” tukas Muslim Arbi.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Temanggung, M Amin Masrik Zuhdi usai panen bawang putih di Tlogomulyo Temanggung (22/3) menegaskan kini sudah banyak importir yang menjalin kemitraan dengan petani setempat menanam bawang putih. Ada puluhan importir yang sudah tanam di Temanggung.
“Kami akui peran importir sangat positif, terutama mendorong semangat petani tanam bawang putih. Saat ini ribuan hektar bawang putih tertanam di Tamanggung baik dari APBN, swadaya maupun kemitraan importir,” tegasnya.
Bahkan, lanjut Amin, beberapa importir sudah naik kelas. Sebab tak hanya tanam bawang putih tapi juga menyerap hasil panen petani dan mengolahnya menjadi benih.
“Ini luar biasa. Silakan saja bagi yang masih ragu dengan kebijakan wajib tanam ini untuk belajar dan menyaksikan langsung ke Temanggung,” ucapnya.
Henry, salah satu importir yang bermitra dengan petani di Desa Sigedong Kecamatan Tretep Temanggung mengatakan pihaknya telah melaksanakan kewajiban tanam sesuai ketentuan dan anjuran pemerintah. Dirinya juga mengaku dukungan Kementerian Pertanian sangat dirasakannya.
“Kami sangat merasakan peran Kementan dalam membimbing para importir melaksanakan wajib tanam ini, mulai dari informasi lokasi, benih, kelompok, tatacara budidaya hingga administrasinya. Awalnya saya sempat menyangka akan dibiarkan begitu saja, ternyata kami dituntun dan dibantu,” akui dia.