Senin, 22 Desember 2025

Lima Aktivitas Yang Memperparah Resiko Diabetes

- Sabtu, 14 Januari 2017 | 08:36 WIB

METROPOLITAN - Penyebab tingginya penderita diabetes pada masyarakat per­kotaan, dipicu gaya hidup yang kurang sehat. Jam kerja yang padat, aktivitas tinggi, seringkali menjadikan makanan instan sebagai pilihan praktis untuk di­konsumsi. Selain itu, kurang berolahraga, bekerja hingga larut malam, tingginya asupan lemak, membuat stres menjadi tak terbendung. Meski demikian, ada beberapa aktivitas yang mampu picu ri­siko diabetes jika dilakukan secara terus menerus. Berikut ini beberapa aktivitasnya, seperti dilansir dari laman Indiatoday.

KONSUMSI KARBOHIDRAT OLAHAN

Sederhananya, karbohidrat olahan se­perti roti putih, nasi putih, atau kentang goreng beku, tidak baik bagi tubuh ka­rena memicu penumpukan lemak. Kar­bohidrat olahan merangsang tubuh Anda untuk memproduksi lebih banyak insulin. Hal ini menyebabkan lonjakan insulin dalam tubuh. “Mereka diserap dengan mudah, dan membuat Anda me­rasa lapar setelah mengkonsumsi itu. Akibatnya, makan lebih banyak,” demikian kata Dr Ambrish Mithal, Direktur Med­anta Medicity.

DUDUK SEPANJANG HARI

Sebagian besar masyarakat dunia men­ghabiskan waktu hidupnya dengan duduk seharian. Mulai dari duduk di kendaraan, saat bekerja, sampai saat istirahat dan menonton tv di rumah. Hal ini membuat kurangnya aktivitas gerak. Menurut dr Mithal kurangnya aktivitas fisik adalah alasan terbesar di balik banyak gang­guan gaya hidup seperti diabetes, tiroid, penyakit jantung.

BEKERJA LARUT MALAM

Menurut dr Mithal, kurang tidur adalah salah satu keluhan umum yang paling ba­nyak ditemui dari para profesional muda. Kebanyakan dari mereka menghabiskan malam dengan bekerja atau menghabiskan­nya dengan ponsel pintarnya. Dia menje­laskan bahwa bekerja larut malam ialah salah satu gaya hidup yang bisa mening­katkan risiko diabetes. Karena saat terbangun malam hari, banyak orang yang kemudian mengonsumsi banyak makanan.

STRES

Stres memang tidak secara langsung ter­kait dengan diabetes tetapi dianggap se­bagai faktor penyumbang. Ketika stres, tubuh melepaskan hormon stres yang di­sebut ’kortisol’, yang bertentangan dengan aktivitas insulin. Hormon stres membuat gula darah naik. Jadi, Anda mungkin perlu lebih banyak insulin atau obat untuk mengen­dalikan itu. Selain itu, ketika stres, Anda lebih sering mengonsumsi junk food dan akan makan lebih banyak.

Melewatkan sarapan

Beraktivitas dan melewatkan sarapan ialah rutinitas hampir seluruh pekerja kan­toran. Banyak orang seringkali beranggapan bahwa sarapan adalah aktivtias yang mem­buang waktu. Padahal mereka yang mele­watkan sarapan lebih mungkin untuk men­gonsumsi lebih banyak kalori dan makanan berlemak siang hari.

(vin/ram/dit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X