METROPOLITAN - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) 16 Januari 2017 petang menggelar aksi unjuk rasa di halaman DPRD DIY. Mereka meminta pemerintah untuk menghentikan kapitalisme pendidikan yang dirasa sangat memberatkan mahasiswa.
Koordinator umum aksi Syafrudin Bayu N mengatakan, saat ini kampus diubah menjadi institusi antidemokrasi yang dianggap menutup kebebasan aspirasi mahasiswa. "Mahasiswa yang kritis diancam drop out bahkan dikriminalisasi berdalih penghinaan institusi kampus," katanya.
Di sisi lain, SMI juga menganggap saat ini pendidikan Indonesia dikapitalisasi oleh segelintir orang yang sekaligus menegaskan menghilangnya tanggung jawab negara. "Pendidikan hanya jadi barang dagangan saja sekarang, hakikat sejati hilang bersama dengan tanggung jawab negara. Orangtua dan mahasiswa membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan menanggung semua beban kuliah," katanya.
Atas alasan inilah kemudian mahasiswa menyerukan beberapa tuntutan yakni untuk melawan kapitalisasi pendidikan dan penghapusan sistem UKT. "Harus ada jaminan demokrasi di dunia pendidikan, hapus UKT dan kapitalisasi pendidikan," tuturnya.
Dalam aksi yang diselingi teatrikal ini, SMI juga meminta pemerintah untuk memperhatikan nasib rakyat kecil di mana saat ini kehidupan semakin terimpit dengan naiknya pajak dan bahan pokok secara bersamaan. "Kami juga serukan agar pemerintah melihat ke bawah, masyarakat yang semakin sulit dengan sembako dan pajak mahal," ujarnya.
SUMBER : OKEZONE