METROPOLITAN – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Hussein Obama mengaku dirinya sangat khawatir terhadap masa depan isu Palestina-Israel. Pria berusia 55 tahun itu menyebut situasi saat ini sangat berbahaya bagi Israel, buruk bagi Palestina, serta berbahaya juga bagi kawasan dan keamanan nasional AS.
Obama yakin solusi dua negara atau two-state solution adalah satu-satunya jalan untuk menggaransi sekutunya yaitu Israel, agar tetap sebagai sebuah negara Yahudi yang berdemokrasi. Pernyataan tersebut menjadi pembenaran atas keputusan Washington untuk abstain dalam voting resolusi DK PBB 2334.
“Donald Trump dan timnya akan memiliki kebijakan baru. Kita lihat sejauh mana pendekatan mereka berjalan,” ucap Obama dalam konferensi pers terakhirnya di Gedung Putih.
Salah satu kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Trump adalah memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Langkah tersebut dinilai akan membahayakan two-state solution serta membawa konsekuensi yang sangat besar.
“Aksi yang akan kita ambil mengandung konsekuensi dan akibat yang sangat besar. Kita adalah negara terbesar dalam keputusan tersebut. Adalah hak presiden baru untuk menguji asumsi lama. Akan tetapi, jika Anda ingin membuat perubahan besar dalam kebijakan, pastikan Anda sudah memikirkannya masak-masak,” ujar Obama seraya mengingatkan Donald Trump.
AS yang selama ini membela Israel memilih abstain dan tidak memveto resolusi yang menuntut Israel menghentikan seluruh proyek pemukiman ilegal di tanah Palestina. Resolusi tersebut diajukan oleh empat negara anggota tidak tetap DK PBB. Resolusi kemudian disahkan dengan dukungan 14 suara dan satu suara abstain.
SUMBER : OKEZONE