Kendati berbahaya dan rawan ambruk, warga Kampung Cibangkong, RW 03, Desa Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang, tetap melintasi sebuah jembatan yang hanya terbuat dari batang bambu. Ironisnya, meski punya peran penting dalam aktivitas warga, jembatan yang menghubungkan dua kampung tersebut tak juga mendapat perhatian pemerintah daerah.
Warga setempat, Nurdin (28), mengaku terpaksa melewati Jembatan Cibangkong lantaran tak ada lagi akses penghubung. Saat ini alasnya yang terbuat dari bambu sudah banyak yang keropos dan tali penahannya sudah banyak yang putus. Sehingga, sewaktu-waktu jembatan sepanjang 15 meter itu bisa roboh. “Setiap kali warga melintasi jembatan tersebut selalu dibayang-bayangi rasa takut terjatuh,” keluhnya.
Nurdin menambahkan, walaupun kondisi jembatan tersebut membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa, warga tetap menggunakannya. Sehingga, jembatan itu merupakan jantung perekonomian warga. “Kalau jembatan putus, warga Kampung Cibangkong akan terisolasi dan aktivitas perekonomian akan lumpuh seketika,” katanya.
Terpisah, Ketua RW 08 Nurhadi menjelaskan, dari pertama dibanggun, hingga kini Jembatan Cibangkong tetap bambu. Karena itu warga sangat berharap adanya jembatan beton yang aman dilewati warga. Namun, semua itu hanya mimpi.
“Pemerintah seakan tutup mata akan kebutuhan warga yang ada di pelosok. Padahal, jembatan merupakan kebutuhan yang sangat urgen bagi warga kami,” bebernya.
Setiap kali jembatan rusak, hanya bisa memperbaikinya secara swadaya serta seadanya dengan kayu dan bambu. Namun semua yang dilakukan tak bisa bertahan lama.
“Kami harap pemda cepat tanggap membuatkan jembatan, mengingat kebutuhan tersebut sangat urgen bagi warga Desa Pabangbon,” pungkasnya.
(ads/c/yok/run)