METROPOLITAN - Gubernur Jambi Zumi Zola mendadak mendatangi RSUD Raden Mataher, kemarin (20/1) dini hari sekitar pukul 00.30,
Kenyataan yang dilihatnya di RS milik Pemprov Jambi itu membuat Zola emosi dan mengamuk.
Pasalnya, Zola mendapati petugas sedang tertidur lelap dan tidak berjaga.
Zola menggedor pintu ruangan yang dipakai petugas untuk tidur. Setelah itu, barulah petugas terbangun dan panik dengan kedatangan Gubernur tersebut.
Zola mengatakan sidak tengah malam yang dilakukannya itu, adalah untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat. Dimana, setelah pukul 00.00, pelayanan RSUD menurun drastis.
Petugas yang berjaga, tidak bisa lagi dihubungi. "Mereka tidur. Kan seharusnya tetap berjaga, orang sakit kan tidak mengenal waktu. Bisa kapan saja membutuhkan batuan tenaga medis atau perawat," katanya.
Menurut yang dilihatnya, petugas yang berjaga malam membawa telephone ke dalam ruangan supaya bisa tidur.
Ini tidak dibenarkan, apalagi untuk melayani kelas III, yang kebanyakan pasien pemegang BPJS dan dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.
"Saya sampaikan ke Plt Dirut RSUD, PNS yang tak disiplin silakan pindah jika tak bisa bekerja. Untuk tenaga honor yang tidak disiplin, kita kemarin sudah lepas 59 orang. Tidak tertutup kemungkinan akan kita lepas lagi," katanya.
Menurutnya, jumlah tenaga honor di RSUD melebihi kebutuhan. Logikanya, jika tenaga berlebih seharusnya pelayanan juga lebih maksimal.
Kemudian, mengenai fasilitas RS juga didapatinya masih buruk. Seperti banyak ruangan yang tidak berfungsi sarana dan prasarananya. Seperti bel di kamar, tidak berfungsi sehingga harus diakali dengan telepon.
"Itu ada sejak tahun 2013, dan tahun 2014 sudah rusak baru satu tahun. Ada juga catatan keuangan. Ada pemasukan parkir, dan lain sebagainya. Saya akan kirimkan Inspektorat untuk mengaudit runyamnya persoalan di sini seperti apa. Persoalan RSUD ini sudah seperti benang kusut. Menurutnya jangan sampai ada pegawai yang tiba-tiba memiliki mobil bagus," katanya.
Kemudian dia mendapati ada juga kamar yang kapasitasnya sudah tidak layak. RSUD menumpuk pasien dalam satu kamar karena kamar lainnya tidak bisa digunakan.
Kamar harus layak, untuk kenyamanan pasien. "Sementara ketika kami akan anggarkan, tidak bisa. Karena belum waktunya," katanya.