METROPOLITAN – Ambruknya jembatan penghubung Kecamatan Ciambar-Parungkuda, tepatnya di Kampung Babakanpeundeuy, RT 01/01, Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, menyebabkan aktivitas ribuan warga terganggu.
Camat Parungkuda Aef Saepulloh mengatakan, akibat jembatan yang memiliki panjang 20 meter, tinggi 15 meter dan lebar 5 meter ini ambruk. Tiga desa di Kecamatan Ciambar yakni Desa Ciambar, Cibundar dan Ginanjar terisolasi. “Ada dua rumah warga terancam di sekitar jembatan,” katanya.
Menurut Aef, jembatan ambruk tersebut merupakan akses utama warga, baik buruh garmen, tukang ojek maupun pelajar. Belum diketahui pasti kapan jembatan tersebut diperbaiki. Pemerintah setempat saat ini sedang menyiapkan sejumlah jalur alternatif yang bisa digunakan warga dengan jarak yang lebih jauh. Selain itu untuk sementara akan ada jembatan darurat.
”Kami akan alihkan lewat Kampung Gobangpasar supaya aktivitas masyarakat tidak terganggu, ya lebih jauh lima kilometer memutar,” kata Camat Ciambar Wawan Godawan.
Menurut Wawan, warga tiga desa yakni Cibunarjaya, Ciambar dan Ginanjar paling merasakan dampak dari putusnya jembatan ini. Dari tiga desa ini ada sekitar 6.000 kepala keluarga, 1.500 di antaranya pekerja atau buruh yang sehari-hari melintasi jalur tersebut.
Sementara itu, Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono meminta warga sementara menggunakan jalan alternatif, yakni melalui jembatan yang berada di Kampung Gobang, tepatnya di belakang Pasar Semi Modern Parungkuda. ”Warga yang akan bekerja dan ke sekolah, sementara bisa lewat Kampung Gobang,” katanya.
Sedangkan untuk kendaraan besar, Adjo meminta bersabar. Sebab, biaya dan desain jembatan darurat sedang dihitung dan digambar tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
Sebelumnya diberitakan, hujan deras ditambah kondisi yang memprihatinkan menyebabkan jembatan penghubung dua kecamatan yakni Parungkuda dan Ciambar ambruk. Peristiwa terjadi sekitar pukul 16:30 WIB. Hujan terus mengguyur sejak siang hingga sore hari. Tiba-tiba jembatan ambruk. “Selang beberapa jembatan patah terbelah dua, untungnya tidak ada korban jiwa karena jalanan sedang sepi,” kata ketua RT setempat, Silvia.
(suk/pk/er/py)