METROPOLITAN - Vape belakangan ini sedang digandrungi kalangan muda. Rokok elektrik ini tak mengeluarkan emisi pembakaran, selain itu uap yang dihasilkan pun mengandung aroma dan sangat berbeda dengan rokok tembakau yang kita kenal selama ini. Meskipun terkesan aman untuk digunakan, ternyata alat ini juga menimbulkan risiko yang sama dengan rokok konvensional, bahkan lebih.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa melakukan vaping secara rutin ternyata bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler. Penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal JAMA Cardiology ini membuktikan bahwa rutin mengisap vape justru mampu meningkatkan faktor pemicu sakit jantung.
Hal tersebut dibuktikan berdasarkan pemeriksaan terhadap vapers (penggemar vape, red). Para ahli membandingkan 23 pengguna vaping atau vaper selama satu tahun dengan 19 orang yang tak merokok. Mereka yang mengikuti penilitian ini memiliki rentang usia antara 21 hingga 45 tahun.
Dr Holly Middlekauf dari University of California, Los Angeles, mengatakan, meski terlihat sehat, efek nikotin pada vape masih ada. "Nikotin yang merupakan bahan bioaktif utama bahan aerosol rokok elektrik bisa memberi efek merugikan yang bisa memicu risiko kardiovaskuler di antara para pengguna rokok elektrik," jelasnya seperti dikutip dari The Sun.
Ia menambahkan, label yang diberikan pada vaping sebagai gerbang untuk berhenti merokok justru memicu munculnya generasi perokok baru. Mereka mengurangi racun tembakau namun tidak dengan nikotin.
Sementara itu, Christopher Allen, perawat senior bagian jantung di British Heart Foundation, juga mengungkapkan hal sama. "Rokok elektrik menjadi terkenal sebagai alat untuk berhenti merokok, namun sesungguhnya isi vape tidak diatur. Justru hal lain yang harus dikhawatirkan adalah kandungan nikotin dan zat kimia di dalamnya," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa penggunaan vaping dalam jangka waktu pendek bisa menjadi batu loncatan untuk berhenti merokok. Namun, tujuan utamanya adalah tidak menggunakan rokok elektrik juga. Profesor Charalambos Viachopoulos dari University of Athens Medical School juga menyerukan hal sama. Ia mengatakan, rokok elektrik jauh lebih berbahaya dibanding apa yang dipikirkan orang selama ini.
"Rokok elektrik memang lebih berbahaya jika dibanding rokok tradisional. Ada kemungkinan bahaya ancaman kesehatan jantung di dalamnya. Saya tidak akan merekomendasikan benda ini sebagai solusi untuk berhenti merokok," ujarnya.
(vin/ram/run)