METROPOLITAN – Kemacetan parah terjadi di Jalan Raya Suryakencana hingga Simpang Cikidang akibat rusaknya Jembatan Pamuruyan di Desa Pamuruyan, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Terjadinya antrean panjang kendaraan lantaran permukaan aspal mengelupas dan terdapat banyak lubang di jembatan tersebut.
Pada akhir 2016, Jembatan Pamuruyan pernah mengalami perbaikan akibat adanya celah antara dinding sisi jembatan dengan badan jembatan. Sedangkan untuk kerusakan yang saat ini terjadi belum ada penanganan apa pun sehingga menuai keluhan pengguna jalan.
Salah seorang pengguna jalan, Hari, mengatakan kalau menuju Bogor atau pulang dari Bogor perjalanannya bakal terganggu di Jembatan Pamuruyan. “Kendaraan tidak bisa melaju cepat karena harus menghindari lubang yang besar,” ujarnya. Pegawai bank swasta ini menambahkan, gara-gara kemacetan itu datang ke kantor menjadi terlambat.
Hal senada diungkapkan Karto (50). Dia mengaku harus melambatkan kendaraannya setiap kali melintas di samping lubang-lubang yang ada di badan jembatan. Kondisi jembatan saat ini semakin menambah parah kemacetan di kawasan Cibadak. Sebab, Cibadak menjadi salah satu titik kemacetan di jalur utama Sukabumi. “Jam parah kemacetan itu terjadi pada pagi dan sore hari saat arus lalu lintas padat. Cibadak ini sebenarnya sudah macet, ditambah lagi ada kerusakan jalan di jembatan ini,” ujarnya.
Sementara itu, warga sekitar Yusuf mengatakan, permukaan aspal Jembatan Pamuruyan cepat mengelupas dan membentuk lubang karena hujan yang terus mengguyur, ditambah banyaknya kendaraan berat yang melintas. “Sering ada penambalan lubang jalan tetapi menutup lubang untuk sementara waktu karena penambalan menggunakan batu,” imbuhnya.
Di tempat terpisah, jalan penghubung antardesa di Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi kondisinya memprihatinkan. Jalan ini sering berubah menjadi sungai saat hujan turun, terendam hingga beberapa sentimeter hingga tidak bisa dilalui kendaraan.
Lokasi kerusakan parah antara Desa Ciracap menuju Desa Cikangkung dan Pasirpanjang dengan panjang sekitar lima kilometer. Sudah tidak terlihat lagi bekas aspal dari perbaikan terakhir karena tergerus air.
Tokoh pemuda Desa Ciracap Uceh (45) mengatakan, dulu pernah ada tambal sulam namun umurnya hanya tiga bulan dan rusak lagi. “Jalan ini harus ada peningkatan,” katanya.
(dri/suk/rad/poj/er/py)