Minggu, 21 Desember 2025

Kanker Paru Pembunuh Nomor Satu Pria

- Sabtu, 11 Februari 2017 | 09:52 WIB

METROPOLITAN - Tak hanya tekno­logi yang terus mengalami perkembangan, tren penyakit di Indonesia pun dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan. Jika dulu penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian adalah penyakit menular, kini penyakit tidak menular kini juga sangat dihindari. Contohnya adalah kanker. Menurut pemaparan dr Niken Wastu Palupi, MKM, pada 2010 kanker belum masuk ke dalam lima besar penye­bab kematian di Indonesia, namun kini sudah menjadi urutan empat besar. ”Ke­jadian kanker paru. Kasus barunya, men­urut Global Burden Cancer, tertinggi terjadi pada pria dengan angka kejadian 27 per 100.000 dan angka kematiannya 23 per 100.000,” urai dr Niken saat acara Ngobras di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, kemarin.

Itu artinya, dari 27 pasien kanker hanya empat orang saja yang memiliki peluang menjadi survivor. Bila dibandingkan dengan kanker payudara dengan angka kejadian 40 per 100.000, angka kematian paling tingginya adalah 20 per 100.000. ”Memang kalau sudah terkena kanker paru, jarang yang bisa bertahan panjang,” imbuh dr Niken.

Sedangkan menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi kanker paru 1,4 per 1000 atau sekitar 350 ribuan orang terkena. Kasus kanker paru ini diperkirakan akan terus meningkat dan kematian akibat penyakit ini juga akan terus meningkat. Tak hanya jumlah kasus kanker paru yang me­ningkat, tapi juga masalah pembiayaan menjadi tantangan dalam kanker paru di Indonesia. Niken mengungkapkan, pada 2014 BPJS harus menanggung biaya kan­ker Rp1,5 triliun. Pada 2015, jumlahnya meningkat menjadi Rp2,2 triliun dan hing­ga pertengahan 2016, naik lagi menjadi Rp2,3 triliun.

 (vin/ram/dit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X