Senin, 22 Desember 2025

Batman Merasa Kesepian Di “The Lego Batman Movie”

- Selasa, 14 Februari 2017 | 02:00 WIB

METROPOLITAN - Film The Lego Batman Movie sangat menghibur. Penuh aksi sejak awal hingga akhir. Di dalamnya juga sarat kesedihan sekaligus kelucuan yang seolah beriringan. Penonton disuguhi Batman bermain gitar.

Penggemar komik DC Comics tentu saja paham latar belakang Bruce Wayne yang kemudian bertransformasi menjadi Batman. Seorang bocah yang ditinggal mati kedua orangtuanya saat masih belia.

Dia lalu tumbuh menjadi sosok penuh dendam yang mencoba dia proyeksikan menjadi semangat untuk membasmi kejahatan dibantu asisten setianya, Alfred Pennyworth. Ini saluran dia membalas dendam karena kedua orangtuanya tewas dirampok.

Tak banyak yang tahu bagaimana Batman mengisi hari-harinya. Yang banyak menonjol adalah dia latihan fisik dan sibuk mengutak-atik peralatan sekaligus senjatanya yang bergudang-gudang itu.

Dalam The Lego Batman Movie, sutradara Chris McKay mengungkap sisi lain. Apakah Batman pernah merasa kesepian? Bagaimana dia mengisi kesepiannya.

Batman yang berusaha tampil sebagai sosok yang superpercaya diri itu ternyata sangat kesepian, tetapi enggan mengakuinya. Ini digambarkan dengan apik saat Batman larut dalam perasaan begitu dalam ketika menatap foto keluarga.

Ada rasa rindu di sana. Rindu untuk berkumpul dengan anggota keluarga. Tiba-tiba Alfred muncul dan spontan Batman, yang kaget, menendangnya.

Alfred mengingatkan, ada ketakutan besar dalam diri Batman. Batman membantahnya. "Kamu takut untuk kembali berkeluarga," kata Alfred yang seolah diiyakan Batman.

Dalam dadanya, Batman mengakui itu. Setidaknya dia kemudian merespons perasaannya terhadap lawan jenis. Dia menaksir Barbara Gordon, polisi yang kelak menjadi Batgirl, partner Batman membasmi kejahatan.

Kesediaan Batman membuka hati itu pulalah yang memudahkan Alfred meyakinkan dia untuk menerima Dick Grayson sebagai anak angkat.

Dick memiliki latar belakang yang mirip dengan Batman. Dia yatim piatu. Setelah berkenalan dan merasa cocok, Dick kelak dididik menjadi Robin, pria bertopeng yang membantu Batman membasmi kejahatan.

Di sisi lain, Batman krisis pengakuan. Dia ingin dianggap sebagai pahlawan paling berjasa terhadap keamanan Gotham City. Makanya dia gusar ketika Barbara selaku Kepala Polisi Gotham City mewacanakan agar warga tidak bergantung pada Batman.

Alasannya, bertahun-tahun Batman hadir, tetapi kejahatan tidak pernah habis. Penjahat-penjahat besar, seperti Bane, Poison Ivy, Two Face, dan Joker, masih berkeliaran.

Krisis itu juga dialami Joker. Sebagai penjahat besar, rupanya dia sangat perasa. Baginya, semua kejahatannya sia-sia jika Batman belum mengakuinya sebagai musuh terbesar.

Dalam sebuah adegan, Joker bertanya kepada Batman siapa orang yang paling dia benci. "Superman," kata Batman.

Soal mengapa Batman sangat benci Superman ini tergambar jelas sekaligus sumir dalam film Batman vs Superman: Dawn of Justice.

Jawaban itu menghancurkan hati Joker sehingga dia malas berbuat jahat. Hingga dia menemukan taktik untuk meyakinkan Batman bahwa dialah yang berjasa atas kebesaran nama Batman. Dia bersama komplotannya merusuh lagi di Gotham City.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X