Senin, 22 Desember 2025

Beginilah Cara Menyikapi Anak Yang Ingin Beri Hadiah Untuk Teman Di Hari Valentine

- Rabu, 15 Februari 2017 | 04:00 WIB

METROPOLITAN - Di hari Valentine, bukan tak mungkin ada saja anak yang ingin memberi hadiah untuk temannya. Misalnya saja cokelat sebagai bentuk ungkapan kasih sayang. Nah, jika anak ingin melakukan hal itu, bagaimana baiknya orang tua menyikapi? Psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi mengatakan memang pemaknaan hari Valentine kembali lagi pada nilai yang berlaku di keluarga. Tapi, bisa saja orang tua mengatakan pada anak bahwa menyayangi teman tak perlu hanya di hari Valentine saja. "Kalau sebagai wujud kasih sayang, ini kan judulnya soal pertemanan. Kita bisa ajari anak bahwa untuk menunjukkan kasih sayang ke teman nggak mesti dengan simbolik cokelat. Bisa dengan tidak menyakiti temannya, berteman dengan siapa aja, dan terus berbagi dengan teman itu sudah cukup sebagai bentuk kasih sayang ke teman kok," tutur Ratih. Tapi, jika anak ingin sekali memberi hadiah pada temannya, sesekali orang tua mungkin bisa 'mengabulkannya'. Namun, kata Ratih perlu juga dijelaskan pada anak bahwa konsep Valentine sendiri bukan budaya Indonesia. Dengan kata lain, anak bisa diarahkan bahwa untuk menyayangi orang lain tak mesti menunggu hari tertentu saja. Saat anak mau membelikan sesuatu untuk temannya, perlu ditanyakan untuk siapa hadiah itu. Sehingga, perlu sekali orang tua berkomunikasi dengan anak. Jika memang sebagai bentuk tanda cinta karena anak naksir denga si teman, itu tergantung kembali pada nilai yang ada di keluarga tersebut. Sebab, Ratih mengatakan wajar adanya jika remaja mulai tertarik dengan lawan jenis. Tapi, untuk boleh berpacaran atau tidak itu pastinya kembali pada nilai yang diterapkan orang tua di rumah. "Tapi tentunya kalau menurut usia, misal SD gitu belum cocoklah pacar-pacaran, ada batasan milestone di setiap perkembangan anak. Kalau ternyata anak mau ngasih hadiah karena ikut-ikutan teman aja, anak perlu diedukasi dan edukasinya tergantung lagi ke nilai yang diterapkan orang tua," tambah pemilik akun twitter @ratihyepe ini. Terlebih remaja, menurut Ratih memang umumnya mereka akan cenderung mengikuti temannya karena mereka butuh konformitas atau pengakuan. Nah, pengakuan itu bisa didapat salah satunya jika mereka melakukan hal yang sama dengan teman di lingkup pergaulannya.

SUMBER : detik.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X