METROPOLITAN - Menurunnya kualitas hasil panen padi di Kota Sukabumi semakin meluas. Setelah petani di Kampung Koleberes, Kelurahan Dayeuhluhur, Kecamatan Warudoyong mengeluhkan harga gabahnya anjlok, kini petani di Kampung Sukamanah, RT 03/07, Kelurahan Babakan, Kecamatan Cibeureum mengeluhkan lahan pertaniannya diserang hama tumbru atau hama wereng hijau.
Salah seorang petani, Oim Abdurrohim (65) menyebutkan, 0,5 hektare sawah hasil penennya gagal total. Sedangkan delapan hektare sawah milik rekannya ikut terancam gagal. “Hamparan batang dan daun padinya saat ini terus menguning akibat serangan virus tungro yang disebarkan wereng hijau itu,” kata Oim, baru-baru ini.
Oim mengaku kegagalan hasil taninya itu yang kedua kalinya secara berturut-turut. Karena itu ia melaporkan kepada lurah Babakan agar bisa ditanggulangi. “Dua kali panen rugi terus karena diserang hama,” keluhnya.
Saat gagal panen yang pertama, padinya diketahui diserang hama wereng pada usia sembilan hari. Lantaran sulit diobati, ia langsung menggantinya dengan benih padi yang baru. “Bertani yang kedua di usia 50 hari baru ketahuan padinya diserang hama wereng lagi. Ya, makanya saya lapor ke pak lurah,” imbuhnya.
Lurah Babakan, Kecamatan Cibeureum, Sayudi pun membenarkan bahwa warganya yang bertani padi mengalami kerugian akibat diserang hama wereng. Sebagai upaya, Sayudi langsung melaporkannya kepada Dinas Pertanian Kota Sukabumi. “Alhamdulillah, upaya kami langsung direspons Kepala Koordinator Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Kardina Karsudi dengan langsung memantau ke lokasi,” akunya.
Ia menyebutkan, dari hasil pengecekan ke lokasi itu, rencananya dinas pertanian akan memberi bantuan berupa obat-obatan kepada petani. Sementara itu, Kardina Rusdi juga membenarkan adanya serangan hama wereng hijau tersebut. “Kami sarankan untuk dimusnahkan karena khawatir akan terus menyebar ke sawah lain,” sarannya.
Menurutnya, selain radikalisasi atau pemusnahan tanaman padi yang kini sudah terserang, DKP3 juga akan melakukan upaya penyemprotan dengan menggunakan insektisida di area yang belum terserang hama.
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Provinsi Jawa Barat Dadun Ardi Pohan menyarankan tentang cara pencegahan penyebaran wabah tersebut. Cara tanamnya dicabut lalu sumber penyakitnya dibenamkan ke tanah.