Senin, 22 Desember 2025

Ratusan Hektare Padi Di Blitar Diserang Wereng Coklat

- Rabu, 22 Maret 2017 | 19:00 WIB

METROPOLITAN - Hama wereng coklat menyerang sebagian besar lahan pertanian padi di Kabupaten Blitar. Serangan yang spesifik pada pupus tanaman berakibat padi kopong atau tidak berisi.

Luasnya mencapai ratusan hektare. Bahkan, saking ganasnya, serangan 3.000 liter pestisida dari pemerintah ludes dalam sepekan. Adi (26) salah seorang petani asal Kecamatan Wonodadi menuturkan, wereng membuat panen menyusut drastis.

“Tanah seluas 50 Ru atau 700 meter persegi yang sebelumnya bisa menghasilkan satu kuintal padi, kini hanya tinggal 50- 60 kilogram,“ tuturnya.

Satu Ru sama dengan 14 meter persegi. Untuk tanah seluas 50 Ru petani memerlukan satu tangki semprotan pestisida dengan biaya per tangki (semprot) Rp50 ribu.

Menurut Adi, pestisida cukup ampuh menghajar wereng. Meski tidak menyelamatkan utuh cairan kimia cukup mampu melindungi sebagian besar tanaman. Setidaknya tidak seluruh butir padi dengan usia tiga bulan atau jelang panen kopong atau kehilangan isi. Namun persoalannya, kata dia, penyemprotan pestisida berlangsung sporadis atau tidak serentak.

“Karena tidak serentak, hama wereng yang selamat berpindah ke sawah yang tidak disemprot. Akibatnya, hama hanya berpindah pindah saja,“ terangnya.

Di banding tahun sebelumnya, serangan hama wereng kali ini tergolong paling dahsyat. Hama berjenis serangga dengan ukuran anatomi super kecil ini muncul lebih masif. Kondisi tersebut diduga pengaruh anomali musim, yakni penghujan yang lebih panjang dari kemarau.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blitar Eko Priyo Utomo membenarkan, hama wereng telah menyerang merata di 22 kecamatan. Dari pantauan dinas, serangan tersebut berlangsung sejak bulan lalu.

“Seluruh kecamatan sudah terserang. Luasnya mencapai ratusan hektare,“ ujarnya.

Saat ini, dinas tengah berfokus pada penanggulangan, yakni bagaimana serangan hama tidak meluas. Beriring dengan itu dinas mendata luas lahan yang menjadi korban. Hal tersebut terkait dengan bantuan pestisida yang akan diajukan ke Pemprov Jawa Timur. Sebab, sebanyak 3.000 liter pestisida ludes dalam sepekan.

“Kasus ini sepertinya tidak terjadi di Blitar saja. Tetapi juga pertanian padi seluruh Jawa Timur. Penyebabnya ditengarai curah hujan yang tinggi,“ pungkasnya.

Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Blitar Mujib mengatakan, prihatin atas musibah yang menimpa kaum agraris. Ia berharap, pemerintah segera mencari solusinya. Sebab, dari laporan yang diterima legislatif, sudah ada sejumlah petani yang gagal panen akibat hama wereng.

“Setidaknya ada ganti rugi untuk petani yang mengalami gagal panen. Sebab, musibah ini berlangsung masif,“ ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X