Senin, 22 Desember 2025

Ini Dia Kedai Kopi di Tengah Lanskap Erupsi Gunung Merapi

- Kamis, 23 Maret 2017 | 04:00 WIB

METROPOLITAN – Pasca erupsi 2010, Kabupaten Sleman yang terletak di sisi selatan Gunung Merapi, DI Yogyakarta, menjadi destinasi wisata yang populer oleh Volcano Tour. Pengunjung bisa menikmati sisa-sisa keperkasaan awan panas dengan menyewa mobil Jeep atau motor trail.

Saat liburan ke kawasan tersebut, ada satu warung kopi yang tak boleh dilewatkan. Kopi Merapi, begitu namanya, terletak di Dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman. Di warung ini pengunjung dapat menikmati seduhan biji kopi yang ditanam langsung di tanah vulkanik lereng Gunung Merapi, baik jenis arabika maupun robusta.

Di sekitar Kopi Merapi, masih terdapat bekas material vulkanik pasca erupsi tahun 2010. Bebatuan besar tersebar di sekitar warung.

Sembari menikmati kopi, pengunjung dapat melihat langsung panorama Gunung Merapi. Bangunan warung yang terbuat dari kayu menambah sensasi suasana pedesaan ala kaki Merapi.

-
KOMPAS.com / Wijaya KusumaDua pengunjung warung Kopi Merapi saat menunggu pesanan kopi sembari menikmati alam kaki Gunung Merapi

Jika ingin menikmati kopi sambil menikmati pemandangan, beranjaklah ke bagian utara warung. Di sana terdapat kursi kayu dan meja batu yang terdapat di bawah pohon. Suasana pedesaan sangat terasa apabila menyeruput kopi sambil mengunyah pisang goreng atau tempe goreng yang juga tersedia di warung tersebut.

Pemilik Kopi Merapi adalah Sumijo. Saat ditemui Kompas.com, pria itu bercerita bahwa pada awalnya ia menekuni bidang perkebunan kopi dan menjadi ketua koperasi. Namun erupsi Gunung Merapi pada 2010 lalu membuat rumah dan perkebunan kopi miliknya hancur.

"Dulu kerja di Merapi Golf. Tetapi karena ingin fokus ke kopi, tahun 2010 saya memutuskan kepada Kompas.com, Rabu (15/03/2017).

Pasca erupsi, Sumijo pun memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Pria asli Sleman ini lalu mempunyai ide untuk membuat Kopi Merapi.

"Saya kebetulan memang petani kopi di Merapi. Untuk memenuhi hidup sehari-hari keluarga akhirnya saya buat warung kopi," bebernya.

-

Namun demikian, ide Sumijo membuka usaha warung kopi Merapi terbentur biaya. Seorang teman yang mendengar ide tersebut lalu meminjami uang untuk modal. "Teman saya waktu itu meminjami uang kalau tidak salah, sekitar Rp 3 juta," urainya.

Dengan modal yang cukup mepet itu, Sumijo membuka usaha warung kopi Merapi. Guna menghemat biaya, Sumijo memanfaatkan metarial rumahnya yang masih bisa digunakan untuk membangun warung di Dusun Petung.

"Saya harus menghemat pengeluaran. Mengumpulkan kayu-kayu bekas rumah yang hancur karena erupsi. Lalu bekas shelter saya bawa untuk membangun warung," ucapnya.

Pada 17 November 2012, Sumijo dan istrinya yang bernama Sukirah secara resmi membuka warung Kopi Merapi di Dusun Petung. Sumijo menjelaskan konsep yang diusung di warung Kopi Merapi miliknya adalah tradisional. Artinya, cara pengolahan biji kopi semua dengan cara tradisional.

"Disangrai menggunakan wajan dari tanah liat, bahan bakarnya kayu. Jadi benar-benar dipertahankan tradisionalnya," tuturnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X