METROPOLITAN – Banyaknya aliran yang baru masuk ke kampung-kampung, membuat sejumlah warga di Desa Gunungsari terus meningkatkan iman dan takwa. Hal itu terbukti dengan sejumlah kegiatan keagamaan yang terus ditingkatkan, seperti mengaji kitab kuning, istigotsah dan lainnya.
Sekretaris Desa Gunungsari Ujang Haryono mengatakan, kegiatan keagamaan di desanya terus ditingkatkan. Apalagi, di desanya pernah ada pemukiman Ahmad Musadeq yang merupakan pimpinan aliran sesat. Agar masyarakat tak terpengaruh, maka pihaknya terus melakukan kegiatan keagamaan di setiap RW. “Dua minggu sekali kita melakukan istigotsah di RT-RT dan setiap minggu kita mengaji kitab kuning didampingi kiai setempat,” ujarnya.
Karena kultur budaya NU di masyarakat Gunungsari sangat kuat, menurut Ujang, setiap diselenggarakan mengaji kitab kuning mereka sangat antusias. Sehingga majelis taklim penuh dengan warga yang mengikuti pengajian tersebut. “Dengan cara itulah kita tingkatkan iman dan takwa, sehingga jika ada aliran sesat warga tak mudah terpengaruh,” terangnya.
Selain kegiatan keagamaan, lanjut dia, pihaknya juga selalu menyantuni anak-anak yatim dengan sumber APBDes. “Anak yatim di kita, SD dan SMP, cukup banyak. Jadi, kalau memberikan santunan itu digilir dan tidak bisa diberikan semua karena keterbatasan anggaran,” paparnya.
Sementara itu, tokoh agama Gunungsari KH Ahmad menjelaskan, dengan ditingkatkannya kegiatan keagamaan di desanya ternyata mempunyai dampak positif kepada warga. Sehingga warga lebih giat beribadah. “Kalau sebelumnya jarang ada kegiatan seperti ini, tapi sudah beberapa tahun terakhir kegiatan ini rutin dilakukan,” katanya.
Dengan banyaknya agenda keagamaan, dia berharap masyarakat tetap istiqamah di jalan yang benar walaupun banyak godaan dalam kehidupannya. “Memang harus seperti ini, sehingga tidak ada lagi aliran sesat yang masuk ke Pamijahan, khususnya Desa Gunungsari,” jelasnya.
(mam/py)
