METROPOLITAN - Pakar ekonomi Reinald Kasali mengungkapkan rencana pengesahan revisi Peraturan Pemerintah (PM) 32/2016 terkait Penyelenggaraan Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek oleh Kementerian Perhubungan (Kemhub) sudah benar.
"Sudah benar Kemhub dengan mengakomodir keinginan publik. Cuma banyak yang belum dipahami saja," ungkap Reinald di Jakarta.
Dia juga menanggapi positif adanya kolaborasi dua perusahaan berbeda dasar.
Yakni Blue Bird yang notabene merupakan usaha taksi konvensional dan GO-JEK, usaha berbasis aplikasi yang baru meluncurkan GO-Blue Bird.
"Ya, itu satu langkah lebih maju. Pepatah mengatakan "if you cannot beat them, joint them." Di situ ada peran melengkapi sekaligus bangun new platform," kata dia.
Platformnya GO-JEK adalah sharing economy, sedangkan Blue Bird adalah owning economy.
Lebih bagus lagi, lanjut Reinald, bila Blue Bird mengubah platformnya, sehingga bisa memberikan lebih besar value ke network dan customer-nya.
"Kalau sekarang, dia baru masuk tahap onlinisasi dan harga akan drop. Bila platform-nya sama dengan yang lama, cost structure akan menggerus EBITDA begitu kita menghitung NEt Earning-nya," urai Reinald.
Dia mengemukakan bahwa musuh disruptions itu adalah fixed cost dan industri yang konvensional punya banyak capex dengan high fix cost, sehingga menggerus profit.
Ketika Kemhub menerapkan PM 32/2016 kata Reinald, kuncinya ada di Pemda agar mendengar dan memahami perubahan pasar. Bahwa sebagian besar pemain lama berada dalam ancaman disruption, tetapi bukan berarti harus menghalangi pembaharuan.
"Mereka harus bersama-sama mendisrupsi diri karena pemerintah sudah mengakui keberadaan dunia online dan menjadi sektor usaha yang resmi," tegasnya.
PR Pemda adalah bagaimana menjaga komunitas baru ini agar jangan oversupply lagi, seperti angkot saat pemerintah membuka pasar sepeda motor dulu.
Sementara itu, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi juga menanggapi positif kolaborasi dua operator berbeda sistem itu.
"Ini positif karena sudah saatnya bergabung agar terhindar dari minimnya konsumen karena banyak yang beralih ke angkutan online," kata Tulus.