METROPOLITAN - AMR (16), pelaku pembunuhan siswa kelas X SMA Taruna Nusantara saat rekonstruksi memperlihatkan sikap tenang dengan ekspresi datar. AMR dinilai tak memperlihatkan rasa bersalah. Hal itu diungkapkan Humas SMA Taruna Nusantara Cecep Iskandar saat ditanya wartawan di pos jaga seusai rekonstruksi di kompleks asrama. "Sepertinya tidak merasa bersalah," kata Cecep kepada wartawan di Yayasan SMA Taruna Nusantara, Magelang, Senin (3/4/2017). Menurut dia, sebagai siswa kelas X, prestasi AMR tidak terlalu istimewa. Prestasi akademik juga tidak menonjol. "Dia nomor 5 dari bawah di kelas," katanya. Meski setiap hari cenderung pendiam, lanjut Cecep, setiap pagi AMR disebutnya sering malas bangun saat dibangunkan untuk ibadah salat subuh dan olahraga. Pelanggaran kecil juga sering dilakukan. "Malas bangun pagi untuk ibadah dan olahraga, bahkan sering diperciki air. Dia juga seorang penyendiri," katanya. Cecep menambahkan pelanggaran terakhir yang dilakukan adalah mengambil uang milik temannya sebesar Rp 500 ribu. Hal itu dilakukan tiga hari sebelum terjadi pembunuhan. Dia memalsukan tanda tangan temannya saat akan mengambil uang di kantor kas bank. Ketika ditanyakan kapan pelaku AMR akan dikeluarkan dari sekolah. Dia mengatakan dalam waktu dekat. "Masih dalam proses, dalam waktu dekat surat akan ditandatangani," katanya. Ketika ditanyakan apakah AMR merasa kekurangan uang saku sehingga harus melakukan pencurian. Cecep mengatakan tidak tahu. "Sepertinya tidak kalau kekurangan uang karena semua sudah tercukupi selama di asrama," pungkas Cecep.
Sumber : detik