Senin, 22 Desember 2025

Dua Inovasi Puskesmas Gitik di Banyuwangi

- Jumat, 21 April 2017 | 20:00 WIB

METROPOLITAN- Pemkab Banyuwangi meluncurkan dua inovasi kesehatan. Yakni,Satgas Paman tak Resah (pengawas makanan jajanan sekolah tak beracun enak dan higienis) serta launching Poli Kesat (Kembali Sehat). Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr Widji Lestariono menjelaskan, dua inovasi ini digagas oleh Puskesmas Gitik, Kecamatan Rogojampi. Satgas Paman tak Resah adalah kepanjangan tangan dari program inspektur cilik yang sebelumnya sudah diluncurkan Pemkab Banyuwangi. "Kolaborasi antara inspektur cilik, satgas paman tak resah dan puskesmas-puskesmas lalu terjun ke sekolah melakukan pemantauan jajanan di kantin dan terutama dagangan yang ada di luar pagar sekolah," kata pria yang akrab disapa dr Rio di sela peresmian Puskesmas Gitik, Rogojampi yang telah Direnovasi melalui Dana DAK 2016.

Sementara Poli Kesat ialah upaya Banyuwangi membantu penyembuhan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) melalui terapi kerja. ODGJ dengan posisi emosi yang dinilai stabil, sambung dr Rio diberi pelatihan khusus berupa kerajinan tangan. Mereka diberi keterampilan membuat tas, hiasan dinding dan barang lainnya dari kertas koran bekas. Selain memberi terapi kerja dengan keterampilan kerja, Puskesmas Gitik juga berupaya untuk menggandeng keluarga asuh bagi pasien yang telah sembuh. "Kita lakukan upaya penyembuhan yang sudah stabil emosinya dengan terapi kerja. Kita juga menggandeng keluarga asuh yang mau merawat dan menampung ODGJ. Juga menggandeng usaha-usaha asuh seperti usaha selep yang ada di sekitar sini untuk memperkenakan ODGJ, minimal 1 saja," paparnya. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, Poli Kesat dan Satgas Paman tak Resah adalah akses untuk menjemput pasien dan penanganan cepat dengan fasilitas kesehatan pada masyarakat. Program-program kesehatan ini harus segera dijalankan dengan intensif supaya tak hanya bangunan fisik kesehatan yang terlihat megah. Tapi pelayanan juga harus seimbang dan cepat menyentuh warga. "Dengan program-program sekarang pola pelayanan kesehatan tidak hanya pengobatan tapi ada penanganan yang lebih intensif. Ini upaya jemput bola dengan pemberian pelayanan fasilitas yang intensif ke warga. Kalau ini tidak segera dikerjakan, berapapun puskesmas yang dibangun juga tidak akan ada habisnya," pungkasnya.

Sumber: detik.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X