METROPOLITAN - Budaya gotong -royong yang hampir punah di era modern ini ternyata masih dilakukan warga Desa Situilir , Kecamatan Cibungbulang. Puluhan warga tumpah ruah saat pembangunan Intalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sistem komunal berbasis masyarakat di Kampung Bantarkaret RW 03.
Sekretaris Desa Situilir Ujang Supatma mengaku, peningkatan Infrastruktur dan kesehatan warga merupakan tujuan yang ingin di capai pemerintah desa (Pemdes) Situilir. Guna meningkatkan kesehatan warga, pihak desa bersama warga bersama-sama membuatkan IPAL di Kampung Bantarkaret RW 03 .
“Dengan dibangun sistem perpipaan komunal air limbah yang keluar dari rumah dialirkan di satu pipa dan masuk ke IPAL,” ujar Ujang kepada Metropolitan, kemarin.
Sehingga, sambungnya, warga tidak lagi membuang limbah ke kali terkadang membuat septic tank rumah.
“IPAL merupakan solusi mengatasi limbah, dimana semakin hari semakin bertambah jumlah jiwa sehingga perlu penataan lebih baik karena diikuti semakin meningkatnya jumlah limbah terutama bekas pencucian,”paparnya.
Ia menambahkan, dengan cairnya Dana Desa (DD), pemdes mengalokasikan anggaran tersebut ke peningkatan Infastrkutur desa yaitu pembukaan akses jalan di Kampung Jawa RT 02/03 sepanjang 450 meter.
“Sangat pentingnya akses ke sawah, warga menghibahkan tanahnya untuk kepentingan jalan. Dengan begitu, petani yang akan membawa hasil panennya ke pasar semakin mudah. Kami berharap dengan adanya peningkatan Infastruktur Desa, perekonomian masayrakat Kalongliud jadi meningkat,”katanya.
Ujang juga meminta, agar budaya gotong-royong tetap dijunjung tinggi. Sebab dengan gotong-royong, persoalan yang menyangkut kepentingan warga akan dapat diselesaikan bersama-sama.
Menurutnya, kegiatan ini dilakukan tanpa rasa terpaksa. karena kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan agar kondisi lingkungan tetap terjaga dan nyaman.
“Semoga kekompakan warga Situilir bisa terus berkelanjutan untuk kegiatan yang lain juga,” pungkasnya.
(ads/c/yok)
