– Dua pekan lagi, masyarakat muslim Kota Depok menyambut bulan suci Ramadan. Momentum tersebut, berusaha dimanfaatkan sejumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), salah satunya pengemis.
Tidak tanggung-tanggung, puluhan pengemis ssudah menyebar di Kota Depok. Yang paling menohok di Jalan Margonda Raya, anak hingga ibu-ibu menandah di tiap lampu merah.
Salah seorang pengemis asal Indramayu, Dasimah (50) mengatakan, kedatangannya ke Kota Depok sudah menjadi tahun ketiga guna mencari rezeki dengan cara mengemis. Menurutnya, Kota Depok menjadi surga tersendiri dalam pencari peruntungan dari masyarakat Kota Depok, sehingga dia rela meninggalkan kampung halamannya.
“Sudah satu minggu saya di Depok, dan menetap tidak menentu,” ujar Dasimah.
Dasimah menuturkan, guna menghindari razia Satpol PP Kota Depok, dia mengemis dengan cara berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Dalam sehari, Dasimah mampu mengantongi uang dari pengguna jalan, maupun toko disekitar jalan sebanyak Rp300.000. Dalam sebulan, dia mampu mengantongi sekitar Rp8.500.000, untuk dibawa dia pulang kampung.
Rencananya, sambung Dasimah akan berada di Kota Depok hingga satu pekan setelah lebaran. Dia bersyukur, selama menjadi pengemis dengan bermodalkan empat lusin pakaian belum pernah terjaring razia.
Walaupun nantinya terjaring razia, dia hanya bisa pasrah. “Mudah-mudahan jangan sampai ketangkap, kalau ketanggap saya tidak tahu nasib saya seperti apa nanti,” terang Dasimah.
Salah seorang penjaga toko di Jalan Raya Margonda, Ahmad Zulfikar (35) mengatakan, menjelang Ramadan sejumlah pengemis mulai menghiasi Kota Depok. Hal itu sudah sering terjadi diwilayah Kota Depok, dan seakan Depok menjadi tempat salah satu destinasi mengais rezeki dengan memanfaatkan belas kasih pengguna jalan.
“Lihat saja, anak kecil disuruh mengemis disejumlah lampu merah di tiap jalan di Kota Depok,” ujar Zulfikar. Zulfikar menjelaskan, keberadaan pengemis di Kota Depok seolah telah teroorganisir dengan baik.
Dia kerap melihat, seorang perempuan dewasa membawa sejumlah anak guna mengemis di lampu merah Jalan Margonda yang menghubungkan dengan Jalan Juanda. Sedangkan, perempuan tersebut mengawasi anak tersebut dari pinggir jalan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, sambung Zulfikar harus peka melihat fenomena banyaknya pengemis menjelang Ramadan hingga memasuki hari raya Idul Fitri. Bukan tidak mungkin, jumlah pengemis mendatangi Kota Depok akan terus bertambah.
Dia mengkhawatirkan, selain mengganggu kenyamanan pengguna jalan, pengemis dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. “Pemkot dapat menggandeng Srikandi Polresta Depok, Pemkot menertibkan nantinya Srikandi yang menangkap pengkoordinir pengemis,” terang Zulfikar.
Salah seorang pedagang warung makan di Jalan Siliwangi, Siti Masyitoh (45) menuturkan, saban hari warungnya kerap disatroni pengemis yang meminta kebaikan dari konsumennya yang tengah makan diwarungnya.
Dia melihat, sudah hampir satu minggu pengemis yang mendatangi warungnya sekitar 10 orang setiap harinya, dan terlihat pengemis tersebut masih baru dari pengemis yang umumnya mendatangi warung makannya. “Sepertinya pengemisnya orang baru dan jumlahnya bertambah dari hari biasannya. Sudah merajalela saat ini,” ucap Siti.