METROPOLITAN - Kabupaten Sukabumi termasuk daerah yang memiliki tingkat kerawanan bencana cukup tinggi. Sebab, kondisi geologis dan geografisnya berpotensi terjadi bencana alam. Bencana alam tersebut yakni berupa tanah longsor, banjir, kekeringan, gempa bumi, angin puting beliung, tsunami, letusan gunung berapi dan konflik sosial yang sering menyebabkan kerusakan dan kerugian yang signifikan secara fisik maupun nonfisik. Seperti itulah yang disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi Iyos Somantri saat pembukaan pelatihan Damage And Losses Assessment (DALA) 2017 di Prima Resort Selabintana, Sukabumi, Selasa (16/5). ”Ini sebagai upaya mewujudkan Kabupaten Sukabumi menjadi kabupaten yang mandiri bencana,” kata Iyos kepada Metropolitan. Karena itu perlu adanya koordinasi dan kerja sama berbagai stake holder yang terintegrsi secara konfrehensif dalam rencana pembangunan daerah, terutama dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah. ”Hal ini berkenaan dengan penetapan prioritas yang tercantum dalam dokumen rencana aksi rehab/rekon pascabencana yang dilaksanakan melalui tahapan Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) yang diawali penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana (DALA, red),” jelas Iyos. Iyos menerangkan, sebagaimana Pasal 56 dan 57 PP 21 Tahun 2008 menyebutkan, untuk mempercepat rehabilitas dan rekonstruksi pascabencana, pemerintah daerah menetapkan prioritas yang berdasarkan pada analisis kerusakan dan kerugian akibat bencana. Penyelenggaraan pelatihan ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam menilai dampak bencana serta dapat menentukan prioritas kebutuhan pascabencana. Selain itu diharapkan dalam mengikuti pelatihan ini ada keseriusan dalam setiap materi yang disampaikan agar diperoleh hasil maksimal sesuai harapan. ”Sehingga dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien,” ujarnya. (sop/hep/ram/run)