METROPOLITAN – Rumah kediaman Dahlan Iskan ramai didatangi oleh rombongan Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (PP GP) Ansor. Pada pertemuan tersebut, mereka mengatakan bahwa GP Ansor pasang badan untuk Dahlan.
Rombongan yang beranggotakan lebih dari 30 orang tersebut dipimpin Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas.
Gus Tutut –sapaan Yaqut Cholil Qoumas datang pukul 16.15 diterima Dahlan Iskan. Gus Tutut menyatakan, Ansor sangat prihatin atas kasus yang melilit Dahlan saat ini.
Dia menyatakan heran atas penegakan hukum pada era Presiden Jokowi yang diwarnai kriminalisasi terhadap para tokoh dan aset bangsa.
Kehadiran para pengurus Ansor di rumah Dahlan merupakan bentuk dukungan kepada tokoh pers yang pernah menjadi Dirut PLN tersebut.
’’Pak Dahlan itu selalu menginspirasi kami. GP Ansor akan pasang badan,’’ kata putra KH Cholil Bisri, salah seorang pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), itu.
Sebelumnya, para kiai NU juga membesuk Dahlan. Mereka adalah KH Moh. Hasan Mutawakkil ’Alallah (ketua PW NU Jatim/pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan, Probolinggo); KH Anwar Iskandar (wakil rais syuriah PW NU Jatim/pengasuh Pondok Pesantren Al Amin, Kediri); dan KH Agoes Ali Masyhuri (wakil rais syuriah PW NU Jatim/pengasuh Pondok Pesantren Bumi Sholawat, Sidoarjo).
Selanjutnya, KH Yasin Asymuni (wakil rais syuriah PW NU Jatim/pengasuh Pondok Pesantren Hidayatut Thullab, Kediri); KH Ahmad Sadid Jauhari (wakil rais syuriah PW NU Jatim/pengasuh Pondok Pesantren Assunniyyah, Kencong, Jember); KH Syafrudin Syarif (khatib syuriah PW NU Jatim/pengasuh Pondok Pesantren Hidayatuddin Al Islami Probolinggo); dan Sekretaris PW NU Jatim Prof Akh. Muzakki. Terakhir, mantan Rais Am PB NU Mustofa Bisri juga datang untuk mendoakan Dahlan.
Dalam diskusi santai sambil lesehan itu, Dahlan menyampaikan pandangannya soal nasionalisme. Menurutnya, anak-anak muda kadang terlalu bersemangat menyuarakan nasionalisme dalam arti yang sempit. Misalnya, menolak segala jenis impor. Biasanya isu yang diusung, negara harus berdikari.
“Semangat itu tidak salah. Hanya saja harus dilihat konteksnya,” kata Dahlan.
Dahlan mencontohkan gerakan swadeshi di India. Ia heran ketika ada kalangan muda di Indonesia yang menyuarakan swadeshi. Sebab, di India, swadeshi telah dikubur sejak 1989.
Pemerintahan baru India saat itu menghapus aturan-aturan yang terkait dengan gerakan kemandirian tersebut.
Sumber : pojoksatu.id