Minggu, 21 Desember 2025

Ini Motif Aiptu Fransisco Tembak Kepalanya Sendiri

- Jumat, 9 Juni 2017 | 02:00 WIB

METROPOLITAN - Aiptu Fransisco de Araujo, anggota Kepolisian Resor Kupang Kota, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menembak kepalanya sendiri dengan menggunakan pistol revolver miliknya akhirnya meninggal dunia, setelah menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Bhayangkara Kupang. Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), AKBP Jules Abraham Abast mengatakan, motif utama Aiptu Fransisco menembak kepalanya sendiri karena masalah keluarga. Namun Jules enggan menjelaskan secara detail terkait masalah yang dihadapi oleh Aiptu Fransisco yang bertugas di Satuan Shabara sebagai sebagai kepala Unit Pengamanan Obyek Vital (Pamobvit) Polres Kupang Kota. "Untuk motifnya ya masalah keluarga. Untuk detailnya tidak bisa kita sampaikan. Jelasnya masalah keluarga. Kita tidak mau merinci masalah keluarga seperti apa. Apalagi korban sudah meninggal dunia, tentunya tidak etis kalau kita sampaikan secara mendetail hasil penyelidikan tim Propam dan Reskrim," kata Jules. "Soalnya masalah keluarga kan macam-macam dan banyak ragamnya, jadi tidak usah kita sebutkan. Cukup motifnya masalah keluarga," sambungnya. Jules menjelaskan, Aiptu Fransisco menembak telinganya di dalam kamar tidur rumahnya di Jalan Nangka, Kelurahan Oebobo, Kecamata Oebobo, Kota Kupang.Fransisco menutup dan mengunci pintu kamarnya dari dalam tanpa didampingi sang istri dan anaknya. Keesokan harinya, tetangga korban, Ibu Saladinu, mendengar suara tembakan sebanyak satu kali dari dalam rumah Fransisco. Karena panik, lanjut Jules, saksi Saladinu, memanggil tetangga sekitar dan mencoba untuk masuk ke rumah Fransisco, tetapi takut karena karena Fransisco memegang senjata api. Tak lama berselang, anggota Paminal Polres Kupang Kota bersama warga sekitar masuk ke rumah dan mendobrak pintu kamar Fransisco. "Saat pintu kamar terbuka, Fransisco sudah tergeletak di atas tempat tidur dengan kondisi tubuh berdarah pada bagian kepala," ujar Jules kepada Kompas.com, Selasa malam. Anggota polisi bersama warga, selanjutnya membawa Fransisco ke Rumah Sakit Bhayangkara Kupang untuk menjalani perawatan medis. Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Kupang AKBP Martinus Ginting mengatakan, Aiptu Fransisco De Araujo mengalami kondisi kritis, yakni mati batang otak. "Apitu Fransesco masih dalam keadaan hidup dan belum mati. Pasien dalam keadaan mati batang otak," kata Martinus kepada sejumlah wartawan. Menurut Martinus, mati batang otak dimaksud adalah saraf dan otak Aiptu Fransisco tidak berfungsi lagi, seperti biasanya. Martinus menjelaskan, setelah diperiksa oleh dokter saraf dan dokter anastesi, diketahui bahwa batang otak Aiptu Fransisco sudah tidak berfungsi sekitar beberapa jam yang lalu. Dengan kondisi seperti itu, lanjutnya, Aiptu Fransisco saat ini hanya bisa bertahan hidup dari mesin atau oksigen saja. Sumber : kompas.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X