METROPOLITAN – Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengungkapkan, sebagai manusia berahlak tentunya mencintai bulan Ramadan dengan segenap jiwa dan raga.
Bahkan menurut orang nonor satu di Jawa Barat ini, ketika bulan Ramdan usai, harus bersedih.
Bukan sebaliknya, menghadapi berakhirnya bulan yang diberkahi ini atau bulan penuh rahmat dan bulan penuh ampunan ini dengan suka cita berlebihan.
“Bulan Ramadan satu bulan dari setiap tahunnya. Bulan ini menjadi bulan yang baik untuk berserah diri dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Makanya, manfaatkan dengan sebaik-baiknya bulan yang suci ini untuk beribadah,” ungkapnya kepada Radar Sukabumi usai buka puasa bersama di Aula Banak BJB Sukabumi sekaligus memberikan santunan kepada yatim piatu.
Menurut Aher sapaan akrab Ahmad Heryawan, sebagai masyarakat muslim yang baik, dirinya menyarankan kepada masyarakat untuk memaknai berakhirnya bulan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya.
Artinya, melepas bulan Ramadan ini harus mersa berat. Karena menurutnya, tidak ada bulan yang lebih baik lagi di lewati oleh masayrakat muslim selain dari bulan yang suci ini.
“Kita renungi ini dengan sebik-baiknya. Bukan di repotkan dalam urusan duniawi semata menjelang Idul Fitri 1438 hijriah nanti,” lanjutnya.
Dibulan Ramdan ini juga, menjadi bulan yang baik untuk membangun pondasi keagamaan di tengah-tengah masyarakat serta pemerintahan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berahlakul karimah.
Pasalnya, membangunan kesejahteraan duniawi dan kesejahteraan akhirat harus beriringan.
Bahkan, membangun kesejahteraan akheran harus lebih di prioritaskan.
“Kedua ini, harus dibangun dengan sebaik-baiknya. Karena, Ramadan ini adalah mekanisme ilahiyah untuk membersihkan dan menguatkan keimana serta jiwa kita saat bulan puasa,” katanya.
Aher menambahkan, selama Ramadan, banyak kegiatan sosial yang di padukan dalam kegiatan keagamaan. Hal itu tidak bertentangan dengan hukum Islam manapun.
Seperti halnya menurut Gubernur Jawa Barat dua periode yang di dukung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, salah satunya Taraweh Keliling (Tarling) yang dilakoninya di semua Kota dan Kabupaten di bawah koordinasinya itu.
“Itu ciri khas dalam masyarakat kita dan juga ada halal bihalal usai lebaran Idul Fitri untuk bersilaturahmi dengan masyarakat. Semua itu masuk dalam katagori hukum yang tidak dilarang agama,” papar Aher.