METROPOLITAN – Tak kurang dari lima hektare lahan di wilayah Desa Pamegarsari, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, merupakan bentangan lahan persawahan yang mengelola hasil Sumber Daya Alam (SDA) seperti tanaman palawija. Di antaranya umbi-umbian, singkong, bayam, kangkung, jagung dan kacang.
Saat ini, hasil panen palawija di wilayah itu dijual ke pusat pasar tradisional dan sudah menembus hingga Jabodetabek. Kepala Desa (Kades) Pamegarsari Akhmad Djamaludin menuturkan, pusat pertanian di wilayah Bogor Utara Kabupaten Bogor tersebut sudah ada sejak puluhan tahun dan terus dipertahankan hingga kini.
“Kami selaku perwakilan pemerintah sangat bersyukur atas kekayaan alam yang berlimpah karena hasil panen di wilayah ini termasuk yang terbaik,” ujarnya kepada Metropolitan, kemarin.
Ia melanjutkan, terbukti setiap petang sudah banyak tengkulak yang mengantre langsung untuk membeli hasil palawija kepada para petani. Saat ini, wilayah desa yang terdiri dari 34 RT dan enam RW itu sebagian warganya merupakan petani. “Jadi kami akan tetap pertahankan area agraria pertanian ini, karena penghasilan pokok setengah warga Desa Pamegarsari dari pertanian,” paparnya.
Dia menambahkan, selain hasil panen yang berkualitas, harga yang dijual para petani pun cukup murah. “Seperti singkong per kilogram hanya Rp1.500, jagung Rp2.200 dan hasil palawija lainnya di bawah harga rata-rata,” tandasnya.
(yos/b/yok/run)