Minggu, 21 Desember 2025

Tarif Angkot Naik Jadi Rp7.000

- Kamis, 28 Desember 2017 | 10:56 WIB

-

PROGRAM angkot masuk kampung-kampung resmi dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Sejak Rabu (27/12), program penataan transportasi andalan Wali Kota Bogor Bima Arya itu sudah mulai dieksekusi. Tahap pertama, dua trayek angkutan diputuskan diperpanjang menyisir perumahan. Imbasnya, Dinas Perhubungan (Dishub) terpaksa menaikkan tarif menjadi Rp7.000.

PENYESUAIAN tarif angku­tan itu dilakukan menyusul adanya perpanjangan trayek angkutan. Yakni trayek angkot 01 jurusan Cipinanggading-Terminal Merdeka diperpan­jang sampai Perumahan Yas­min (Giant Yasmin). Kemu­dian trayek 07 yang semula 07 B melayani rute Ciparigi-RE Martadinata-Terminal Mer­deka akan diperpanjang hingga Terminal Bubulak.

Pelaksana Tugas (Plt) Ke­pala Dishub Kota Bogor Hana­fi mengatakan, penyesuaian tarif tersebut dilakukan se­suai jarak trayek yang diper­panjang. Ia menyebut bahwa kenaikan itu nilainya variatif. “Penyesuaian tarifnya variatif, ada yang Rp7.000 dan Rp6.000 itu. Jadi misalkan dari titik A ke titik B itu biasanya Rp3.500. Karena diperpanjang ke titik selanjutnya, maka ada penam­bahan lagi Rp3.500,” beber Hanafi.

Sayang, Hanafi tidak me­rinci besaran tarif masing-masing trayek untuk moda Transpakuan maupun angku­tan feeder atau pengumpan. “Untuk rincinya bisa ke Pak Agus ya,” kata Hanafi yang ditugaskan sebagai Plt Kadis­hub Kota Bogor hingga 30 Desember.

Rencananya selama tiga hari ke depan, petugas ga­bungan akan membantu mela­kukan pengawasan dan menga­rahkan rute angkot yang ter­kena perubahan. Kepala Seksi (Kasi) Angkutan Dalam Trayek Dishub Kota Bogor Ari Priyono menjelaskan, selama tiga hari ke depan dimulai Rabu (27/12), personel Dishub dibantu petugas dari Polresta Bogor Kota dan personel TNI Denpom III/1 Bogor akan melaksanakan pengamanan di rute-rute angkot Kota Bogor.

Sedikitnya ada 187 personel disebar di 15 titik untuk menga­rahkan angkot tersebut sesuai rute tujuan. “Kita fokus pada enam trayek, yaitu empat Tray­ek Transpakuan Koridor (TPK) dan dua trayek feeder (peng­umpan). Trayek yang akan di­optimalkan pada Transpakuan koridor yaitu pada koridor 2, 3, 4 dan 5,“ ujar Ari saat mengikuti Apel Persiapan Rerouting Ang­kutan Umum Tahun 2017 di halaman Plaza Balai Kota Bogor, Rabu (27/12/2017) pagi.

Selain perpanjangan trayek angkot, untuk TPK 2, rute yang melayani Terminal Bubulak-Ciawi yang melewati Terminal Baranangsiang memiliki kek­hususan. Selain papan jurusan trayek, juga perubahan cat atau selempang pada bemper bela­kang dan depan berwarna hitam.

Pada TPK 3 memiliki peru­bahan cat pada bemper depan dan belakang berwarna merah, TPK 4 yang melayani trayek Ciawi-SSA-Pajajaran-Ciluar (Pomad)-Ciparigi (Villa Bogor Indah) memiliki perubahan pada body bagian atas pada lampu depan dan belakang berwarna putih dan TPK 5 memiliki perubahan pada bemper berwarna hijau toska dengan rute Ciparigi-Air Man­cur-SSA-Terminal Merdeka. “Transpakuan koridor ini merupakan trayek-trayek ga­bungan dan diisi angkot. Jadi tidak ada penambahan jumlah angkot,” terangnya.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, reformasi angkot harus terus berlanjut, tahapan-tahapan yang diambil harus sesuai dengan yang dilaksana­kan dan harus terus dijalankan. “Kuncinya adalah dua hal, yaitu konsistensi dan koordi­nasi,” katanya.

Konsistensi dimaksudkan untuk terus mengawal di la­pangan terkait rencana yang sudah digariskan dan disusun. Dikawal bersama-sama, hal ini terkait juga dengan sosia­lisasi kepada warga Kota Bogor maupun pengemudi dan pe­milik angkot.

Sedangkan untuk koordi­nasi di lapangan, kata Bima, Pemkot Bogor tidak bisa sen­diri menjalankan reformasi angkot. Namun, memerlukan koordinasi dengan semua pi­hak, mulai dari kepolisian, TNI, Organda dan lainnya.

“Ini bertujuan memastikan semua yang di lapangan ber­jalan dengan baik, mengingat pada 2018 akan dilaksanakan pemilihan kepala daerah (pil­kada) Kota Bogor. Saya meng­ingatkan semua untuk lebih cermat dalam bertindak di lapangan agar dapat menganti­sipasi hal-hal yamg sekiranya menimbulkan gejolak sosial dan politik di lapangan,” jelas Bima.

Terpisah, anggota Komisi C Zainul Muttaqin meminta Pemkot Bogor mengkaji lebih dalam terkait wacana rerouting dan penyesuaian tarif. Sejauh ini, dirinya merasa ada sejum­lah kendala yang masih belum bisa teratasi dari wacana re­routing. Seperti infrastruktur yang belum memadai dan kemacetan di pusat kota yang masih terjadi di sejumlah titik.

“Ada beberapa jalur baru yang kondisi infrastrukturnya masih tidak layak. Kemacetan juga masih terjadi di pusat kota seperti di Dewi Sartika, Kapten Muslihat dan lainnya,” kata lelaki yang akrab disapa ZM kepada Metropolitan, kemarin. (fin/b/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X