Senin, 22 Desember 2025

MUSIM PACEKLIK, NELAYAN PALABUHANRATU MENJERIT

- Selasa, 30 Januari 2018 | 08:46 WIB

-
METROPOLITAN - Akibat musim paceklik berkepanjangan dan dampak ekonomi lokal yang melambat, daya beli masyarakat menjadi menurun. Belum lagi di tambah lonjakan harga sembako yang saat ini terasa sangat tajam. Terutama pada komoditas beras lokal yang mencapai kisaran Rp13 ribu per liternya di tingkat pedagang eceran. “Kondisi seperti ini jelas menambah daftar panjang penderitaan masyarakat khusnya nelayan di Kabupaten Sukabumi,” kata Sarodji (60) salah satu nelayan asal kampung Kebon Kalapa, Desa/Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Senin (29/1).

Bapak tujuh anak ini mengaku sudah tiga bulan tidak bisa melaut. "Saya sudah tiga bulan ini tidak turun melaut karena ombaknya besar. Dan untuk menopang kebutuhan keseharian keluarga, terpaksa ngutang dulu ke warung tetangga. Itupun di batasi jenis barang dan jumlahnya karena utangnya sudah menumpuk,” keluh Sarodji.

Ketua Rukun Nelayan Cisolok, H. Aji Marpudin Troy, membenarkan kondisi yang saat ini terjadi menimpa para nelayan di wilayahnya. Ia berharap pemerintah daerah segera memalingkan perhatiannya kepada nelayan untuk memberikan bantuan, terutama beras yang saat ini semakin mahal.

Terpisah, Ketua DPP LSM Kompor Sukabumi, Hermansyah AR, mengkritik keras bantuan yang diberikan pemerintah berupa alat tangkap dan asuransi. Padahal saat ini nelayan butuh makan bukan butuh alat. "Logikanya alat dan asuransi memang pada kondisi normal dibutuhkan," katanya.

Tapi yang lebih prioritas saat ini, lanjut dia, sembako dan rasa aman bertempat tinggal para nelayan yang mayotitas tinggalnya di pinggir pantai. “Hari ini perut dan keamanannya sedang terancam, karena cuaca buruk yang berkepanjangan,” jelasnya.

(sop/ram)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X