METROPOLITAN - Berbagai cara dilakukan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sukabumi untuk mengumpulkan aspirasi dari masyarakat, terutama para konstituen mereka. Saat ini DPRD Kabupaten Sukabumi melakukan reses untuk menemui dan menggali aspirasi masyarakat di masing-masing daerah pemilihan (dapil) mereka.
Salah satunya yang dilakukan anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Asep Haryanto. Ia melakukan reses di Pawenang, Kecamatan Nagrak yang dihadiri puluhan konstituennya. "Reses ini merupakan salah satu kewajiban anggota dewan. Fungsinya tidak lain, dimaksud adalah untuk mendalami berbagai aspirasi yang diingini masyarakat. Apa sebenarnya kebutuhan riil yang ada di masyarakat," ucap pria yang juga anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Sukabumi itu saat diwawancarai setelah kegiatan reses, Senin (5/2).
Menurutnya, hasil reses tersebut nantinya akan diformulasikan dan terus dikomunikasikan melalui musrenbang. Dengan harapan, apa yang disampaikan bisa terakomodir didalam berbagai bentuk kebijakan. Apakah itu kebijakan melalui APBD maupun kebijakan diluar APBD. "Oleh sebab itu tentu reses ini secara formalnya semacam ini, tapi tidak berarti reses ini hanya berkumpul. Banyak instrumen lain yang digunakan anggota dewan untuk menangkap berbagai hal dari masyarakat," jelasnya.
Selain itu, Asep juga menekankan pada pengurus Golkar, sampai tingkat paling bawah supaya mereka bisa menjadi jembatan masyarakat dengan pemerintah dan DPRD. Sehingga pengurus ranting dan anak ranting dapat menyerap persoalan yang dihadapi masyarakat. Selanjutnya mereka diharapkan Asep untuk meneruskan pada anggota DPRD. "Kita tekankan betul pengurus Golkar tingkat ranting dan akar rumput harus betul-betul memiliki sensitifitas dan responsif terhadap segala sesuatu kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Terkait hasil resesnya kemarin, aspirasi masyarakat masih berkutat terutama masalah infrastruktur. Sebab masih ada beberapa titik yang dianggap masyarakat masih perlu penanganan lebih lanjut. Tidak hanya itu, aspek pendidikan diharapkan bukan hanya sekedar kuantitas tapi juga kualitas pendidikan harus ditingkatkan. "Selama ini pendidikan kita hanya di segi kognitifnya, bagaimana pendidikan karakternya yang harus diperkuat. Oleh sebab itu masyarakat berharap ada perilaku dan perlakukan khusus agar bisa mengatasi kenakalan remaja. Karena tak jarang sudah menjurus pada tingkat kejahatan anak dibawah umur. Oleh karena itu kami dari dewan mencoba merumuskan baik melalui regulasi yang ada atau kebijakan lainnya," pungkasnya.
(ade/ram)