Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang di dampingi Wakil Bupati Sukabumi, H. Adjo Sardjono, kemarin melakukan panen raya padi dan percepatan serap gabah petani (sergab) di Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap. Pada kesempatan itu telah dilaksanakan pembelian gabah secara simbolis dari Kelompok Tani Sabilulungan oleh pihak Bulog.
Wakil bupati Sukabumi menjelaskan, pada musim tanam 2017/2018 ini, realisasi tanam padi sampai dengan tanggal 5 Februari 2018 sudah mencapai 87.315 hektar atau 85,54 persen dari target tanam seluas 102.070 hektar. Dengan demikian sisa target tanam yang harus dicapai mulai hari ini sampai dengan akhir Maret 2018 minimal seluas 14.775 hektar. “Mudah-mudahan pada 2018 ini kita bisa melampaui sasaran yang telah ditetapkan,” kata Adjo.
Dari sisi produksi dan kebutuhan untuk konsumsi masyarakatnya, Kabupaten Sukabumi mengalami surplus sehingga memberikan kontribusi untuk kebutuhan konsumsi daerah lain sekitar 50 persen. Sedangkan puncak panen atau panen raya akan terjadi pada Februari-Maret dan pada saat-saat tersebut biasanya harga gabah jatuh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP ) seperti yang terjadi saat ini di beberapa kecamatan. “Khususnya di wilayah selatan Sukabumi,” jelas Adjo.
Dengan adanya gerakan Serap Gabah, menurut Adjo, para petani tidak perlu khawatir akan terjadinya harga rendah pada saat panen raya. Karena dengan adanya jaminan harga dan jaminan pasar ini diharapkan akan menjamin keberlanjutan produksi dan peningkatan kesejahteraan petani.
Sementara itu, Menteri Pertanian RI mengatakan bahwa berdasarkan laporan yang diperoleh dari para petani harga gabah di Kabupaten Sukabumi jatuh pada titik Rp3800. Sehingga pemerintah harus bertindak cepat jangan sampai harga gabah anjlok lagi. “Terkait hal ini, saya meminta Perum Bulog untuk membeli gabah petani dengan HPP yang sudah ditetapkan pemerintah, yakni Rp3.800 per kilogram,” jelasnya.
Untuk percepatan sergap, lanjut Arman, ia tidak hanya meminta Bulog untuk menerima gabah milik petani dengan HPP, akan tetapi meminta Dandim 0622 dan para Babinsa untuk membantu menyerap gabah dari para petani. “Gudang Bulog tidak boleh kosong. Apabila penuh, Bulog harus mencarikan gudang agar semua gabah petani terserap. Sebab, petani tidak boleh rugi karena gabahnya terjual murah atau di bawah HPP,” jelasnya.
(ade/ram)