Menurut Makrodin yang kesehariannya berdagang sayuran keliling, ketika berjualan seringkali berpengaruh kepada kondisi sayuran yang dijualnya menjadi murah, karena banyak yang rusak. “Masyarakat yang melewati ruas jalan Limusnunggal ini missal dari Pasir Suren apalagi menggunakan kendaraan harus berhati-hati dan pelan-pelan, karena kalau tidak pengendara motor bisa terjatuh akibat kondisi jalan yang rusak dan licin,” terangnya.
Hal yang sama disampaikan Dewina (19) warga setempat yang menyesalkan kerusakan jalan sudah terjadi sejak lama dan tak pernah ada perbaikan. Meskipun belum ada perbaikan secara total, memang diakuinya ada perbaikan yang dilakukan oleh dinas terkait yang hanya menutup lubang-lubang dengan menggunakan pasir tanpa di aspal atau tembok/cor. "Kalau naik motor lewat ruas jalan ini harus benar –benar hati-hati, karena jkalannya rusak berat dan kalau hujan banyak pengendara motor yang terjatuh,"ucap Dewina kepada Metropolitan, kemarin.
Diceritakan dia, pada awal 2017 jalan ini katanya akan diperbaiki. Namun ketika pelaksanaannya ternyata perbaikannya hanya berupa bahan dari pasir saja. “Akibat jalan yang rusak ini, kecelakaan sering terjadi meskipun hanya dengan skala kecil. Jika malam tiba, pengendara harus lebih berhati-hati sebab selain jalan rusak ditambah tidak ada lampu penerangan umum,” terangnya.
Sementara itu, salah satu perangkat desa setempat Bakande, menyampaikan bahwa pihaknya sudah seringkali mengajukan kepada pemerintah untuk segera diperbaiki karen ruas jalan tersebut adalah milik Pemkab Sukabumi. “Masyrakat pernah berinisatip untuk memperbaiki jalan tersebut namun itupun kekuatannya tidak sampai lama karena hanya dengan menggunakan bahan matrial seadanya. “Sejak 1995 hingga sekarang tidak adalagi perbaikan, jadi tidak terbayangkan rusaknya jalan Limusnunggal seperti apa sekarang,” terangnya.
(ddg/ram/run)