Dengan dibuat itu semua, ada 453 lansia dan penyandang disabilitas yang telah membuat paspor. Biasanya, mereka enggan mau datang membuat paspor. ”Kita di sini juga berikan pijat gratis bagi lansia,” ungkapnya.
Sedangkan bagi penyandang tunanetra disediakan buku khusus dengan huruf Braille. Buku tersebut memberikan informasi kepada mereka untuk mengetahui apa saja yang diperlukan untuk membuat paspor. ”Buku itu kita buat bersama dengan salah satu komunitas penyandang tunanetra,” ujarnya.
Melalui pelayanan itu, penyandang tunanetra tidak lagi dibohongi oleh para calo. “Jadi, jangan takut datang ke Imigrasi. Ada petugas kami yang akan menunggu di depan dan mengarahkan Anda,” pungkasnya.
SUMBER : lombokpost.net