METROPOLITAN - Seekor macan tutul ngumpet di kolong rumah warga bernama Hendi alias Goci (53). Macan tersebut bersembunyi usai memangsa ayam peliharaan Goci. Macan tutul turun gunung dan masuk permukiman ini bikin heboh warga Kampung Perbawati, Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi. Informasi dihimpun, hewan liar tersebut bersembunyi sejak Rabu (16/5) malam. Kemunculan hewan buas ini terungkap saat Goci mendengar suara mencurigakan. Dia terbangun saat mendengar ayam peliharaannya berbunyi keras sekitar pukul 23.30 WIB. "Malam-malam ayam bunyi, saya lihat bulu awur-awuran (berserakan) di samping rumah. Saya ngikut ceceran bulu ayam. Saya bawa senter, pas senterin ke bawah kolong rumah, saya lihat macan tutul," kata Goci kepada wartawan di rumahnya, Kamis (17/5). Selesai santap sahur bersama istrinya, Goci lalu menghubungi petugas Polsek Sukabumi, Resor Sukabumi Kota, sekitar pukul 04.30 WIB. Petugas datang ke lokasi dan berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar dan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).
Beberapa polisi terlihat berjaga di sekitar lokasi. Semula para warga sempat merangsek ke seputaran rumah Goci untuk melihat dekat hewan tersebut. Sejumlah warga mengatakan penampakan macan tutul di perkampungan jarang terjadi. "Terakhir 96-97, dulu yang dimakan domba. Setelah itu jarang muncul, keluar lagi sekarang-sekarang," tutur Jajat, warga setempat.
Areal perkampungan warga memang berada di kaki Gunung Gede Pangrango.
Warga lantas melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian hingga mendatangkan tim dari Taman Safari Indonesia (TSI). Macan dapat dievakuasi setelah ditembak bius pada Kamis (17/5) siang.
Sementara itu, Kepala Bidang Teknik Balai Besar Gunung Gede Pangrango, Mimi Murdiah, mengatakan bahwa macan tutul yang dievakuasi dari kolong rumah warga bakal dilepaskan kembali ke habitatnya. "Kita akan lepas liarkan kembali ke habitatnya itupun kalau kondisinya sudah memungkinkan atau sudah baik," ujar kepada awak media, Kamis (17/5).
Menurut Mimi, satwa yang dilindungi tersebut akan menjalani observasi terlebih dahulu agar kondisinya benar-benar pulih. "Kita lakukan observasi dua sampai tiga hari, sambil menunggu pemeriksaan darah di laboratorium. Kalau ada indikasi tidak fit kita masukan ke ICU," jelasnya.
(de/kum/ram)