"Tutut itu dibeli sore harinya, kemudian dimakan setelah berbuka puasa. Penjualnya ada beberapa orang, tapi informasinya tutut itu dimasak atau diolah dari satu orang," kata Ida Farida.
"Jadi tutut ini diolah dari satu orang, terus dititip ke beberapa pedagang untuk dijual kembali," imbuhnya.
Puluhan warga yang mengkomsumsi tutut tersebut, mulai merasa gejala keracunan pada keesokan paginya. Beberapa warga mengaku mengalami mual, pusing, muntah-muntah dan demam sejak menjelang sahur.
"Beberapa ada yang berobat, tapi tidak sembuh juga. Nah hari ini warga banyak yang mengalami hal yang sama, serempak, makanya dibawa kesini," terang Ida Farida.
Desi (27), mengaku sengaja membawa anaknya ke Puskesmas karena mengalami gejala serupa. Awalnya, dia mengira kalau anaknya yang masih berusia 5 tahun tersebut hanya mengalami sakit biasa.
"Saya kaget pas sampai sini (Puskesmas) ternyata banyak yang berobat juga, gejala sakitnya sama. Pas tanya-tanya ternyata sama gara-gara makan tutut itu," kata Desi yang ditemui di Puskesmas Tanah Baru.
Hingga tengah malam, beberapa warga korban keracunan masih berdatangan ke Puskesmas untuk mendapat pertolongan medis. Beberapa korban lainnya, bahkan terpaksa dirujuk ke rumah sakit lain karena fasilitas dan tenaga medis di Puskesmas tidak cukup menampung.
SUMBER : detik.com