Andreas membantah jika ada instruksi dari DPP PDIP kepada kader untuk menggerakkan kadernya demi membela posisi Megawati yang kini dukung sebagai Ketua Dewan Pengarah PDIP itu.
"Kader di daerah memang lebih dinamis dan subtantif, tapi kita di DPP tidak tahu soal penyerangan itu. Semua sibuk di Dapil masing-masing," kata Andre
Sebelumnya, sekitar seratus orang kader dan simpatisan PDIP mendatangi kantor media Radar Bogor di Jalan KH. R. Abdullah Bin Muhammad Nuh, Tanah Sareal, Kota Bogor pada Rabu (30/5). Massa marah dan memukul staf kantor yang bertugas. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka berang karena pemberitaan yang diterbitkan Radar Bogor pada pagi harinya dengan judul "Ongkang-ongkang Kaki Dapat Rp112 juta". Pemimpin Redaksi Radar Bogor Tegar Bagja mengatakan kader PDIP tiba di kantor tanpa memberi tahu sebelumnya. Mereka beramai-ramai mengendarai sepeda motor dan membawa pengeras suara. Selain membentak dan memaki, massa juga sempat melakukan dorong-dorongan terhadap Tegar dan sejumlah karyawan. Bahkan seorang staf Radar Bogor dipukul oleh pihak PDIP saat keributan itu pecah. "Secara fisik, satu orang staf kami ada yang dipukul tapi ditangkis. Itu terjadi di belakang Aula Radar Bogor di lantai satu. Saya juga didorong-dorong," ujar Tegar.
Kepala Polresta Bogor Kota Kombes Ulung Sampurna Jaya menyebut massa yang datang ke kantor Radar Bogor berjumlah sekitar 50 orang. Mereka meminta klarifikasi dan permohonan maaf dari dari Radar Bogor terkait pemberitaan yang menyinggung Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Menurut Ulung, mediasi yang dihadiri GM Produksi Aswan Ahmad dan Pemimpin Redaksi Tegar Bagja, serta perwakilan PDIP menyepakati tiga hal.
Pertama, pihak Radar Bogor mengakui kesalahan dan keteledoran atas pemberitaan tersebut. Kedua, pihak Radar Bogor juga bersedia mengklarifikasi berita dalam edisi yang akan terbit pada 31 Mei 2018 atas pemberitaan sebelumnya. Ketiga, pihak PDIP diminta menjaga Kota Bogor kondus
SUMBER : cnnindonesia.com