METROPOLITAN - Tak kurang dari 100 hektare lahan di Desa Ciaruteunilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, terhampar ladang pertanian. Masyarakat setempat yang berdomisili di 35 RT, sepuluh RW dan empat Dusun, rata-rata bertani palawija seperti singkong, bayam, kangkung, jagung dan kacang. Hasil tanam mereka dijual ke pasar tradisional hingga tembus Jabodetabek. Sekretaris Desa (Sekdes) Ciaruteunilir Suryanto Hidayat mengatakan, pusat pertanian di Barat Bumi Tegar Beriman tersebut sudah ada sejak puluhan tahun silam dan terus dipertahankan hingga kini. “Kami selaku perwakilan pemerintah sangat bersyukur atas kekayaan alam yang berlimpah. Sebab hasil panen di wilayah ini termasuk yang terbaik,” ungkapnya kepada Metropolitan. Ia melanjutkan, hal itu terbukti setiap petang sudah banyak tengkulak yang mengantre membeli hasil tanam kepada para petani setempat. “Dengan kekayaan alam yang berlimpah ini kami akan tetap pertahankan area agraria pertanian ini karena penghasilan pokok setengah warga Desa Ciaruteunilir dari pertanian,” beber lelaki kelahiran 1975 itu. Yanto menuturkan, di samping hasil panen yang berkualitas, harga yang dijual para petani cukup murah. “Seperti kangkung dan bayam, harga yang dijual hanya Rp500 hingga Rp1.500 per ikat. Sedangkan jagung per kilogram Rp2.200 dan hasil palawija lainnya di bawah harga rata-rata karena memang langsung dipanen dari ladang warga,” tandasnya. (yos/b/yok/run)