METROPOLITAN - PARTISIPAN dibagi menjadi dua bagian. Pertama, mereka yang memiliki pola makan ’tradisional’ dengan mengonsumsi ikan, nasi, buah, kentang dan sayuran. Kedua, mereka yang mengonsumsi lebih banyak daging dan makanan cepat saji yang meng-andung daging, soda, gorengan dan makanan olahan (mi instan salah satunya). Hasilnya, mereka yang mengonsumsi makanan cepat saji lebih berisiko mengalami gangguan metabolisme. Menurut National Institure of Health, gangguan metabolisme dapat menyebabkan penyakit jantung, diabetes dan stroke. Akan tetapi, perempuan yang memakan mi instan sebanyak dua kali seminggu, 68 persen dari mereka lebih berisiko terkena kegemukan atau obsesitas serta gangguan metabolisme. Hal ini terlepas dari seberapa banyak mereka berolahraga dan seperti apa pola makan mereka. Mengkonsumi mi instan rupanya lebih berbahaya daripada yang kita bayangkan. Lalu apa yang menyebabkan mi instan sangat tidak menyehatkan? Dalam sebuah paket mi instan yang berkalori 380, terdapat 14 gram lemak, 1829 mg sodium. Jumlah sodium itu hampir lebih dari setengah jumlah maksimum yang diperbolehkan, yaitu 2300 mg. Selain itu, mi instan juga mengandung TBHQ atau tertiary butylhydroquinone. TBHQ bisa menyebabkan gangguan penglihatan pada seseorang yang terekspos. Tak hanya itu, TBHQ juga berhubungan dengan gangguan hati dan pertumbuhan tumor pada tikus.(tib/rez/py)