METROPOLITAN - Puluhan pusaka diarak ratusan warga pecinta budaya dan seni Sukabumi, dari halaman Koramil Baros ke lapang koperasi Motekar, Jalan Baros, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi. Arak-arakan pusaka tersebut merupakan salah satu tampilan gelar budaya Sunda. Penggagas gelar budaya Sunda, Sandi Samba Wijaya, mengatakan bahwa gelar budaya Sunda ini sengaja digelar salah satunya untuk mengenalkan kembali seni tradisi Sunda kepada masyarakat yang saat ini sudah terkikis. ”Tujuannya gelar budaya Sunda ini, pertama sebagai ajang silaturahmi dan mewariskan kembali budaya yang terkandung dalam tradisi tersebut. Karena kami konsen dengan pelestarian, maka ini akan digelar setiap tahun,” ujar Sandi. Ia menjelaskan ada tiga agenda yang rutin, pertama sedekah bumi, gelar budaya Sunda yang di dalamnya ada gelar pusaka dan ada adat ngukulan sanghilang acara adat membersihkan pusaka. ”Kalau gelar budaya Sunda ini menampilkan beberapa adat dan budaya Sunda yakni mapag pusaka, pencak silat, debus, karinding, ronggeng, ditutup kesenian tarawangsa yang tujuannya ngaruwat lembur netepkeun patihurip yang ada di Sukabumi,” paparnya. Arak-arakan pusaka ini, tambah Sandi, diarak sekitar 400 orang, tujuannya mupusti mumule peninggalan budaya karena pusaka ini erat kaitan dengan sisi historinya baik, pemilik maupun sejarah secara umum di Sukabumi. ”Benda pusakanya ada 30 milik masyarakat ditambah dari museum kipahare 12. Jadi total 42 berbagai jenis, Pedang, keris, tombah, kujang dan lainya. Umurnya ada yang diatasa 100 tahunan,” kata dia. Sandi berharap, gelar budaya Sunda ini bisa mengangkat kembali geliat masyarakat terhadap budaya. Apalagi kondisi saat ini merasa asing terhadap budaya sendiri karena kurangnya kegiatan yang menyangkut tentang budaya oleh karena itu, dirinya mencoba dari tahun ke tahun untuk terus mengenalkan kembali meningkatkan geliat masyarakat. ”Budaya Sunda ini perlu untuk dilestarikan dan diwariskan pada generasi penerus,” pungkasnya. (hep/ade/mam/run)