METROPOLITAN - Hal pertama yang terbayang dari sebuah jurang adalah curam, tinggi dan menyeramkan. Tetapi lain halnya dengan jurang di Kelurahan Warudoyong, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi. Sebab, jurang itu memiliki warna-warni ngejreng. Sesuai tampilannya, tempat itu pun diberi nama Jurang Pelangi. Apabila ingin melihat secara keseluruhan atau mendapat foto cantik, cari tempat yang lumayan tinggi.
Warna-warni jurang akan semakin menonjol. Jurang pelangi ini merupakan hasil kreativitas Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Warudoyong, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, yang menyulap jurang di RW 02, 03 dan 05 menjadi berwarna. Koordinator BKM Jukung Sawala Kelurahan Warudoyong, Hamdan Sanjaya, mengatakan bahwa anggaran untuk pembangunan di kawasan Jurang Pelangi ini mencapai Rp1,5 miliar.
Dana sebesar itu digunakan untuk membangun tembok jurang dan sarana pendukungnya seperti septic tank komunal, jalan beton, jalan paving block, tangga, saluran air bersih, WC umum, ruang terbuka publik, gazebo, motor sampah dan penyediaan alat pemadam kebakaran dengan gerobak. Saat pembangunannya belum seratus persen rampung. Sedangkan seluruh tahapan pembangunan harus tuntas pada November 2018.
”Sampai saat ini, dana yang telah dicairkan baru sebesar Rp1 miliar. Rencananya kami akan mengisi ruang-ruang kosong di sekitar jurang dengan pohon-pohon rindang dan bunga-bungaan. Jurang Pelangi juga akan dilengkapi perpustakaan plus story teller. Mudah-mudahan, Jurang Pelangi ini bisa kita jaga dan kita rawat bersama-sama,” jelasnya.
Hamdan menyebut, pembangunan Jurang Pelangi digarap serius lantaran melibatkan Asian Development Bank (ADB) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Awalnya, pengajuan pembangunan berasal dari BKM berdasarkan Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Selain melibatkan masyarakat sekitar dalam pembangunan, turut dilibatkan pula konsultan tenaga ahli desain warna.
”Respons masyarakat luar biasa tinggi, bahkan para ketua RT dan ketua RW terjun langsung ikut membantu. Jurang Pelangi telah dijadikan proyek percontohan tingkat nasional. Temboknya dibuat warna-warni karena penyandang dana kebetulan dari kalangan perempuan yang menyukai keindahan lewat warna yang ngejreng,” kata Hamdan. (suk/els/run)