METROPOLITAN - Selama tiga hari, Geopark Ciletuh Festival (GCF) 2018 berlangsung meriah. Bahkan, penampilan 5.835 penari Jipeng dalam pembukaan festival ini memecahkan rekor dunia versi Record Holders Republic (RHR). Tari Jipeng dengan peserta terbanyak ini tercatat dalam kategori art and culture RHR. PENGUMUMAN rekor baru dunia ini disampaikan Vice President RHR Lia Mutisari di Lapangan Paninjoan, Geopark Ciletuh, Sukabumi. Awalnya, RHR mencatat jumlah peserta sebanyak 5.113 peserta. Namun jumlah itu bertambah saat para penari mulai beraksi. “Jumlah bertambah karena saat para penari mulai beraksi, warga dan pengunjung ikutan menari. Karena mereka menari aktif sampai selesai, kita menyertakan mereka semua menjadi bagian dari peserta pemecah rekor,” katanya. Para peserta ini membawakan Tari Jipeng selama sepuluh menit. Peserta pemecah rekor ini terdiri dari beragam latar belakang, ada pelajar, mahasiswa hingga pejabat pemerintahan. Bupati Sukabumi Marwan Hamami, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat (Jabar) Ida Hernida, Wakil Menteri Sekretaris Kabinet Ratin Nurdianti, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi H Dana Budiman, juga tercatat sebagai peserta pemecah rekor. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman, Geopark Ciletuh sangat luar biasa. “Ini geopark yang luar biasa dan telah masuk 100 Calendar of Event Kementerian Pariwisata. Dan mudah-mudahan bisa masuk kembali ke Calendar of Event 2019. Tapi saya yakin bisa, karena yang sudah ditampilkan luar biasa,” kata Dadang yang hadir mewakili Menteri Pariwisata. Dadang menjelaskan ada beberapa alasan mengapa festival ini masuk Calendar of Event Kementerian Pariwisata. “Yang pertama adalah statusnya. Ciletuh sudah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark, yang artinya nilainya sangat tinggi,” terangnya. Kedua adalah budaya Sunda yang disajikan. Festival Geopark Ciletuh sangat kental dengan budaya Sunda. Sebelum pembukaan hingga pemecahan rekor Tari Jipeng, nuansa Sunda ditampilkan dengan ciamik. “Kekayaan ini tidak terbantahkan. Dan inilah yang membuat Festival Geopark Ciletuh masuk CoE,” tutur Dadang. Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jabar Ida Hernida mengatakan, tahun ini Festival Geopark Ciletuh lebih banyak menyajikan wisata adventure. “Kegiatannya sangat padat karena ada 12 even yang digelar, sebagian besar adalah even adventure dan ini sekaligus memperkenalkan dan memperlihatkan keindahan Ciletuh kepada pengunjung,” papar Ida. Sementara itu, Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengungkapkan bahwa kegiatan CGF tahun ini merupakan penyelenggaraan yang keempat. Acara ini salah satu sarana mempromosikan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu sebagai destinasi wisata unggulan kelas dunia. Even CGF tahun ini juga sekaligus merupakan momentum keberhasilan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu meraih UNESCO Global Geopark (UGG) pada April lalu. ”Even CGF juga salah satu upaya mendukung program pemberdayaan menuju kemandirian masyarakat pariwisata, terutama untuk menghidupkan tingkat partisipasi dan inisiatif masyarakat dalam kegiatan-kegiatan geowisata, seni budaya, konservasi dan edukasi yang dapat menggerakkan sistem industri pariwisata sehingga akan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya. Marwan menjelaskan, pembangunan dan pengembangan pariwisata tidak terlepas dari tiga pelaku utama yaitu pemerintah, sektor swasta (industri) dan masyarakat. Menurutnya, tantangan ke depan adalah bagaimana potensi alam yang lengkap dan indah ini menjadi salah satu tujuan utama wisatawan Nusantara maupun mancanegara. “Kendala kita tentu bukan hanya semata infrastruktur, tetapi bagaimana daya tarik ini dikemas dalam sebuah even yang teragendakan dan bisa melengkapi keindahan alam yang kita miliki. Kita harus sudah mulai berani merancang kegiatan-kegiatan atraktif yang mengundang dunia mengenal keindahan alam yang lengkap dan tidak dimiliki setiap daerah,” bebernya. Ia pun berharap dengan adanya even ini dapat menarik minat lebih banyak lagi wisatawan berbagai segmentasi. Sebab, Kabupaten Sukabumi terdapat spot-spot wisata yang wajib dikunjungi para wisatawan yang tidak dimiliki daerah lain, kota/kabupaten di Jabar maupun di Indonesia. ”Festival ini tidak semata menampilkan keanekaragaman budaya dan atraksi wisata, tetapi juga dapat dimanfaatkan bagi mereka yang menyukai tantangan, penjelajahan dan menguras adrenalin. Saya kira kegiatan semacam ini akan menjadi salah satu upaya promotif dan mampu mengundang semakin banyak lagi segmen wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Sukabumi, khususnya Geopark Ciletuh-Palabuhanratu,” katanya. 182 Ikut Geo Trail Run Lomba lari Geo Trail Run menjadi salah satu rangkaian CGF 2018. Kepala Bidang Promosi Wisata Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sukabumi Asep Ruswanda mengatakan, Geo Trail Run adalah wisata lari lintas alam atau maraton dengan rute di titik-titik geosite sekitar Panenjoan, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, sejauh 12 kilometer. ”Geo Trail Run maraton 12 km adalah rangkaian even yang pertama kali diselenggarakan pada CGF 4 2018 ini,” katanya. Asep menuturkan, lomba maraton ini diikuti 182 orang dan yang mencapai finis 70 orang. Ia berharap kegiatan ini terus berlanjut pada CGF selanjutnya. “Para peserta tidak hanya dari Sukabumi saja tapi ada juga dari Bandung, Cianjur, Bogor dan Depok,” ujarnya. Kepala Dispar Kabupaten Sukabumi Dana Budiman menambahkan, kegiatan Geo Trail Run ini adalah salah satu muatan lokal bentuk dukungan Pemkab Sukabumi pada kegiatan CGF 4 2018 ini. Sementara salah seorang peserta asal Sukabumi, Agus, mengaku puas dan berharap Geo Trail Run terus dilaksanakan setiap tahunnya. ”Saya harap kegiatan ini bisa dilaksanakan setiap tahun dengan rute yang berbeda karena Kabupaten Sukabumi masih banyak memiliki wisata keindahan alam yang luar biasa,” ungkapnya. Sedangkan hadiah yang akan diterima para peserta yaitu juara pertama mendapatkan Rp2,5 juta, juara kedua Rp2 juta dan juara ketiga Rp1,5 juta. Pelari yang finis paling cepat, Betmen Manurung dari Yon Armed 10 Sukaraja, juara kedua Nicky Ledy Pratama dari Yon Armed 05 Palasari Cipanas Cianjur dan untuk juara ketiga diraih Febtri Putra Zega dari Depok. (ade/els/run)