Senin, 22 Desember 2025

Tol Bocimi Lenyapkan Cadangan Sumber Air

- Kamis, 25 Oktober 2018 | 09:36 WIB

METROPOLITAN - Jelang peresmian Tol Bocimi, warga Kecamatan Cicurug semakin resah. Tak hanya menyebabkan antrean kendaraan, beroperasinya tol sepanjang 15 kilometer itu juga telah melenyapkan cadangan sumber air. Warga sekitar, JA Soeba­giyo, mengatakan bahwa ke­hadiran dua proyek raksasa ini akan meninggalkan luka mendalam bagi generasi se­lanjutnya. Ia meresahkan kehadiran megaproyek Ke­menterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu akan menghilangkan ke­lestarian alam dan sumbernya. ”Bahkan rencana peresmian Tol Bocimi pada akhir bulan ini akan berdampak terhadap kemacetan di Cicurug,” kata­nya saat ditemui Metropolitan di halaman kantor Kecamatan Cicurug, kemarin. Menurutnya, kehadiran Tol Bocimi telah menghilangkan ratusan hingga jutaan pohon peneduh yang menjadi paru-paru bumi. Hilangnya pepo­honan nantinya akan berdam­pak pada hilangnya titik sum­ber mata air. ”Hilangnya ju­taan pepohonan, saya bisa pastikan sumber air akan hilang,” ujarnya. Apalagi, lanjut Bagiyo, pembangunan itu menyebab­kan terjadinya alih fungsi lahan. ”Dari lahan sawah dan ladang kini berubah men­jadi betonisasi, membuat air hujan langsung lenyap ke sungai,” jelasnya. Terkait rencana dibukanya Tol Bocimi pada akhir Oktober 2018 nanti, tambah Bagiyo, begitu miris. Sebab, kehadiran pintu gerbang di Desa Benda akan menjadi sumber awal kemacetan di wilayah Cicurug. Penumpukan kendaraan roda dua dan empat membuat ri­buan anak sekolah dan buruh pabrik akan terlambat masuk dan pulang. ”Kami mohon sebelum diresmikan, Kemen­terian PUPR mencarikan so­lusinya. Kami tidak mau proyek mercusuar ini mening­galkan luka mendalam untuk anak cucu di kemudian hari,” katanya. TETAP DIRESMIKAN Meski masih ditolak, Tol Bocimi tetap diresmikan Pre­siden Jokowi akhir Oktober ini. Menteri PUPR Basuki Ha­dimuljono mengatakan, pen­goperasian Tol Bocimi sesi pertama ini diklaim bisa men­gurai kemacetan yang terjadi di Bocimi. Bahkan, ia menyebut setidaknya kemacetan sejauh 15 kilometer akan terlewati dengan adanya tol sepanjang 54 kilometer ini. “Saat masuk di Ciawi dan keluar di Cigom­bong, pengguna jalan hanya butuh waktu 15-20 menit. Kalau normal, waktu yang ditempuh bisa mencapai satu hingga dua jam,” ucapnya. Menurut Basuki, pembangun tol ini tidak hanya selesai di sesi satu. Nantinya, pembangu­nan Tol Bocimi akan dilanjut­kan dengan sesi dua dari Cigombong-Cibadak dengan panjang 11,98 kilometer. “Se­jauh ini pembebasan lahan belum dilakukan. Tapi untuk pembebasan lahan sesi dua baru mencapai 20,63 persen dan memang belum ada ak­tivitas pekerjaan konstruksi,” pungkasnya. (hid/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X