“Maka itu, kami dari Basarnas akan segera mencari lokasi bangkai pesawat tersebut untuk mengevakuasi korban,” jelasnya.
Untuk posisi tenggelamnya bangkai pesawat yang berada di kedalaman lebih kurang 35 meter, lanjutnya, masih memungkinakn dilakukan penyelaman.
“Karena lokasi tersebut masih memungkinkan untuk dilakukan penyelaman,” jelasnya.
Suryo menuturkan, sejauh ini tim SAR gabungan tidak menemui kendala berarti dalam evakuasi kecelakaan ini. Cuaca normal, arus air laut tidak begitu kencang.
Operasi evakuasi Lion Air JT-610 ini akan dilakukan 24 jam non-stop dengan sistem shifting.
Standarnya evakuasi dilakukan selama 7 hari, atau bisa disesuaikan dengan kondisi.
“Saya nyatakan akan diteruskan 24 jam (evakuasinya, Red). Operasi SAR sesuai SOP 7 hari,”
“Sebelum 7 hari kalau sudah ditemukan kami tutup. Kalau belum mungkin bisa ditambah,” pungkas Suryo.
Sementara, proses pencarian bangkai pesawat Lion Air itu akan terus dilakukan sampai dengan tujuh hari ke depan.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syaugi menyebutkan, dari informasi ATC, koordinat tenggelamnya pesawat sudah ditemukan.
Yakni berada di titik 05 derajat 46 menit 15 detik South, 107 derajat 07 menit 16 detik East dengan kedalaman antara 30-35 meter.
Jarak dan kedalaman itu, menurutnya tidak terlalu jauh.
Sehingga, akan lebih memudahkan proses pencarian badan pesawat berikut dengan black box dan korban penumpang. “Kedalaman 30 meter ini memudahkan penyelam untuk melakukan pencarian badan pesawat, penumpang korban dan black box,” ujarnya saat memberikan keterangan pers di Crisis Center Bandara Soetta, Senin (29/10) malam.
Karena itu, pihaknya juga berharap agar bisa secepatnya menemukan keberadaan bangkai pesawat.
“Kami semua berharap agar bisa segera ditemukan,” lanjutnya.