METROPOLITAN - Sejumlah perusahaan di Kota Sukabumi gulung tikar. Perusahaan yang gulung tikar tersebut terjadi selama 2018. Bahkan jumlah perusahaan yang gulung tikar dan pindah sekitar seratus.
PLT Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi Iyan Damayanti mengatakan, dari 620 perusahaan, sekarang tersisa sekitar 500 perusahaan. Selain gulung tikar, banyak perusahaan yang merelokasi ke daerah lain. Perusahaan yang berpindah itu disebabkan berbagai alasan. Mulai dari permasalahan lingkungan dan alasan lainnya. ”Contoh soal ada satu perusahaan pindah ke Cicurug, Kabupaten Sukabumi, akibat sering unjuk rasa ke perusahaan tersebut,” ucapnya.
Dampak dari gulung tikar dan pindahnya perusahaan ialah angka pengangguran. Meskipun belum terdata jumlah pengangguran akibat banyaknya perusahaan yang gulung tikar. ”Belum ada angka pastinya jumlah pengangguran akibat perusahaan yang gulung tikar,” ungkapnya.
Melihat fenomena tersebut, Disnakertrans akan mencoba membuat nyaman investor. Termasuk meminta masyarakat di daerah untuk berinvestasi di Kota Sukabumi. ”Kita coba investor betah di sini. Tanpa investor kita kesulitan. Pengusaha lokal terbatas di Sukabumi,” katanya.
Sementara itu, data pencari kerja (pencaker) yang tercatat di Disnakertrans Kota Sukabumi periode September 2018 sebanyak 4.563. Dari jumlah itu, sebanyak 1.966 pencaker belum tersalurkan. Sedangkan dari sisi pendidikan, mayoritas didominasi lulusan SMA sederajat, disusul starata satu, SMP dan SD. Mayoritas dari jumlah pencaker yang telah tersalurkan berada pada sektor industri.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Sukabumi Iyan Damayanti mengungkapkan, kendati masih cukup bnyak pencaker yang belum tersalurkan, target dari tahun ke tahun pendistribusian angkatan kerja tercapai. “Jika dilihat dari seluruh pencaker yang tercatat, sisa yang belum tersalurkan memang hanya sekitar 20 persen. Karena memang jika hanya mengandalkan kesempatan kerja di Kota Sukabumi terbatas. Soalnya peluang yang ada harus memiliki kemampuan khusus, misal perhotelan dan juru masak,” kata Iyan.
Berbagai upaya dari pembukaan bursa kerja hingga mempersiapkan tenaga kerja yang siap pakai pun telah dilakukan Pemerintah Kota Sukabumi untuk terus menekan angka pengangguran. Dengan begitu, Iyan meyakini para pengangguran terbuka terserap pada dunia kerja di Kota Sukabumi maupun luar daerah. “Termasuk kita arahkan agar para lulusan setiap angkatan kerja untuk menjadi wirausahawan baru. Hal itu senada juga dengan program Pemerintah Kota Sukabumi saat ini. Alhamdulillah, setiap tahun tidak kurang dari 5.000 pencaker tersalurkan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga telah meminta kepada sektor dunia usaha yang ada di Kota Sukabumi untuk memprioritaskan tenaga kerja lokal. Selain itu untuk mempersiapkan serapannya, pihaknya juga memberikan pelatihan kepada pencaker, khususnya lulusan SMA sederajat.
“Memang pertumbuhan usaha perhotelan di Kota Sukabumi ini berkembang cukup pesat. Tapi di sana tenaga kerja yang dibutuhkan harus memiliki keterampilan khusus, sekali pun tenaga kebersihannya. Makanya kita latih dulu hingga siap. Terus kami pun akan membuat komitmen dengan pelaku usaha itu agar bisa menerima pencaker yang telah dilatih oleh kami,” pungkasnya. (rmol/ps/els/run)