METROPOLITAN – Sejumlah aktivis di Sukabumi menyoroti pembangunan trotoar di Jalan Siliwangi, Cicurug. Sebab, pembangunan yang menyedot Rp5,6 miliar itu mangkrak sehingga dikeluhkan pengguna jalan. Ketua Banteng Aktivis Sukabumi Bersatu (BASB) Damar Rizki meniai proyek trotoar itu sudah masuk skala prioritas. Anehnya, Pemkab tidak menggandeng Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kejari Kabupaten Sukabumi. ”Itu proyek berdana besar. Pemkab dalam hal ini Dinas PU harus bertanggung jawab. Apalagi masuk proyek prioritas, kenapa tidak menggandeng TP4D agar pelaksanaannya sesuai aturan,” kata mahasiswa Universitas Pakuan ini. Hal senada diutarakan Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sukabumi, Abdullah Masyhudi. Menurut pria yang akrab disapa Adul ini pembangunan trotoar sepanjang 1,5 kilometer terkesan asal-asalan. Belum rampung sebulan, trotoar itu sudah rusak, banyak titik-titik kerusakan yang belum selesai. ”Pembangunan trotoar tersebut menurut informasi dari papan informasi menggunakan anggaran sebesar Rp 5,6 miliar. Akan tetapi hasilnya masih banyak terdapat titik yang belum selesai, bahkan banyak titik ketika hujan turun terjadi banjir akibat kurang baiknya drainase dan jga di akibatkan tidak selesainya pembangunan trotoar tersebut,” cetus Adul. Oleh karena itu, Adul Pemkab Sukabumi dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum harus bertanggung Jawab dan segera menyelesaikan masalah tersebut.”Harus segera diselesaikan, karena itu menggunakan anggaran yang bukan sedikit,” tegasnya. Staf Bidang Pembangunan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi, Dudi Sumpena menjelaskan kontraktor trotoar tersebut sudah diputus karena belum kelar hingga waktu pengerjaan, 30 Desember 2018. ”Anggarannya baru 80 persen yang dibayarkan. Jadi sisa sekitar 20 persen lagi atau Rp1 miliar lebih, akan dilelang kembali tahun 2019 untuk pembenahan,” ungkap Dudi. Diketahui, trotoar sepanjang 1,5 kilometer mulai dari Stasiun Cicurug hingga depan RS Bhakti Medicare terkesan asalasalan. Akibatnya, kondisi trotoar tersebut dikeluhkab para pedestrian. Meski ada jalur untuk jalur pejalan disabilitas, kondisinya sangat memprihatinkan. Sebab, di tiap titik pengontrol air tampak belum selesai dibangun. Belum lagi, di tiap sisinya pengecorannya tidak rapi. ”Kalau tidak salah, pengerjaannya baru selesai akhir Desember kemarin. Tapi kualitas, ya lihat saja sendiri,” keluh pengguna trotoar, Ifan (36). (zul/kng/ade/els)