METROPOLITAN – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi mewaspadai serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) padi. Langkah itu menyusul kondisi musim hujan yang sering memunculkan hama penyerang tanaman. "Pada musim hujan seperti saat ini, upaya pemantauan serangan hama ditingkatkan," ujar Kepala DKP3 Kota Sukabumi Kardina Karsoedi. Biasanya, jelas Kardina, hama yang menyerang tanaman padi cukup beragam. Di antaranya hama Hawar Daun Bakteri (HBD), sundep, wereng batang cokelat, kutu kebul, hama blas dan tikus. Hama tersebut, lanjutnya, menyerang tanaman padi setelah kemunculan daun kelima atau tanaman padi mulai membentuk anakan. Terutama bersamaan dengan berkembangnya tunas baru sampai fase berbunga. Kardina menuturkan, berdasarkan hasil pemantauan petugas di lapangan, hama yang paling banyak menyerang adalah jenis hama blas. Namun jenis hama itu masih bisa ditangani dengan baik sehingga tidak meluas dan menyebabkan dampak pada tanaman padi. Sementara itu, sambungnya, luas lahan pertanian di Kota Sukabumi saat ini mencapai 1.400 hektare. Dari jumlah tersebut, seluas 321 hektare merupakan Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan (LP2B). Lahan itu, imbuh Kardina, terdiri dari lahan sawah milik masyarakat dan lahan sawah milik Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi. Lahan LP2B tersebut sangat aman dari alih fungsi lahan karena lokasinya jauh dari jalan raya. "Seluruh lahan sawah itu dipantau dan dijaga optimal oleh DKP3 Kota Sukabumi bersama para petani. Pemantauannya dilakukan dari mulai ditanami padi sampai dipanen,” imbuh Kardina. Targetnya, lanjut Kardina, agar hasil produksi pertaniannya meningkat serta dapat memenuhi dan melampaui target. Terlebih produksi padi di Kota Sukabumi pada 2018 lalu melebihi target yang telah ditetapkan. "Harapannya produksi padi di Kota Sukabumi pada 2019 ini dapat meningkat dan melampaui target yang ditetapkan," tandasnya. (rpk/mam/run)