METROPOLITAN - Kini warga dua kampung di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, patut semringah. Pasalnya, warga di Kampung Bojongkoneng dan Neglasari kini bisa melintasi jembatan gantung yang menjadi akses satu-satunya, setelah sebulan lebih warga tersebut terisolasi dan harus memutar lebih jauh untuk menuju pusat perkotaan. Jembatan sepanjang 16 meter itu tergerus Sungai Cigeledug yang meluap hingga mencapai enam meter yang terjadi pada Minggu (13/1) lalu. Akibatnya, kondisi jembatan rusak dan tali pengikatnya terputus hingga tidak bisa dilintasi. Didukung anggota TNI dari Yonarmed 13 Kostrad, masyarakat Kelurahan Cibadak berinisiatif memperbaiki jembatan tersebut. Tujuannya agar roda perekonomian warga dua kampung itu kembali berjalan normal. “Gotong-royong ini agar jembatan dapat dimanfaatkan kembali oleh warga sekitar,” ungkap Pasi 1 Intel Yon Armed Nanggala, Lettu Arm Dedi F Ginting. Melalui kegiatan itu, Batalyon Armed 13 Nanggala menunjukkan bahwa kesulitan warga yang ada di sekitar merupakan salah satu tanggung jawab TNI yang juga berasal dari rakyat. Karena itu, pihaknya ikut hadir di setiap kesulitan yang dialami warga. “Kita (TNI, red) berasal dari rakyat, makanya kita peduli. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini TNI tetap dicintai rakyat,” katanya. Warga sekitar, Asep Somantri (35), mengaku mengapresiasi kegiatan yang dilakukan TNI dan masyarakat. Sebab, budaya gotong-royong perlu ditingkatkan untuk kesejahteraan. Dengan dibangunnya kembali jembatan penghubung dua kampung tersebut, warga sekitar merasa gembira. Sebab sebelum jembatan diperbaiki, warga di sekitar harus memutar jalan yang jaraknya jauh. ”Tentunya kita sangat berterima kasih kepada para pihak yang terlibat atas diperbaikinya jembatan ini. Karena jembatan ini satu-satunya akses vital warga di sini (Bojongkoneng, red),” pungkasnya. (can/ade/mam/run)
