Senin, 22 Desember 2025

BPJS Kesehatan Banyak Hadapi Masalah

- Selasa, 26 Februari 2019 | 23:00 WIB

Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa berbagai masalah dan kendala yang dihadapi program JKN-KIS, termasuk BPJS Kesehatan harus dilihat sebagai sebuah hal yang positif. Maka, semua tantangan itu harus dilihat tidak dari kacamata pesimistis. Sri Mulyani mengatakan, setiap negara memiliki masalahnya sendiri-sendiri. Namun, tergantung apakah hal itu menjadi pertanda kemajuan yang positif atau tidak. "Yang membedakan masalah adalah, masalah itu mengindikasikan kemajuan atau menunjukkan kita itu tertinggal," kata Sri Mulyani dalam peluncuran Data Sampel BPJS Kesehatan di Jakarta. Ditulis Senin (25/2/2019). Sri Mulyani mengatakan ketika sebuah negara sedang bergerak maju tentu ada masalah yang harus dihadapi. Namun, masalah itu dianggap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu sebagai sebuah "masalah baik." "Yang sedang kita hadapi ini adalah masalah baik. Artinya niat baik bahwa kita ingin Universal Health Coverage (UHC) yang comfortable, sustainable, yang bisa memuaskan pelayanan publik," kata Sri Mulyani menambahkan. Pemerintah bantu mengatasi secara bertahap Menteri Keuangan Sri Mulyani hadiri acara peluncuran data sampel BPJS Kesehatan "Jadi awalannya sudah dimulai meskipun belum sempurna. Pada tahap ini kita menghadapi masalah, tapi ini masalah baik, masalah dari reaksi suatu inisiatif dan masalah karena adanya tingkah laku dari seluruh stakeholder mulai dari pasien sampai penyedia layanannya dan stakeholder lainnya," kata Sri Mulyani menuturkan dalam kesempatan tersebut. Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah juga terus mencoba mengatasi masalah-masalah tersebut secara bertahap. Contohnya saat BPJS Kesehatan mengalami defisit beberapa waktu yang lalu. "Kita tahu statusnya sudah sangat tinggi dan mengancam keberlangsungan pelayanan fasilitas kesehatan, kami memberikan injeksi tambahan. Tahun 2015 dan 2016 kami melakukan injeksi BPJS dengan modal tambahan. BPK mengatakan itu tidak betul dari sisi akuntansi, kami patuh." "Maka 2017 dan 2018 kami tidak menginjeksi BPJS dengan penyertaan modal, tapi dengan membayar kekurangan," kata menteri yang beberapa waktu lalu dinobatkan sebagai salah satu menteri terbaik dunia bersi majalah keuangan The Banker itu. Sumber : Liputan6

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X