Senin, 22 Desember 2025

Mak Ebed: Bisa Tembus sampai Banten

- Senin, 11 Maret 2019 | 10:53 WIB

METROPOLITAN - Desa Warnajati, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, rupanya menyimpan banyak peninggalan bersejarah. Itu menyusul adanya cagar budaya berupa goa peninggalan Prabu Siliwangi di area PTPN VIII Kebun Sukamaju.

Sedikitnya ada tiga goa yang berhasil ditelusuri. Di antaranya Goa Cukang Lemah, Goa Cikahuripan dan Goa Nangsi.

Kepala Desa (Kades) Warnajati Hilmi Nurhikmat mengatakan, Goa Nangsi memiliki kedalaman sekitar 30 meter. Sepintas, pintu utama goa itu sangat sempit. Namun saat berada di dalamnya, goa itu sangat luas dan terdapat aliran air dari beberapa jalur jalan.

”Menariknya, di dalam sana terdapat batu arca yang menyerupai orang yang sedang bersemedi. Dan beberapa batu yang sepertinya disediakan untuk bersemedi,” ungkap Hilmi.

Tak hanya itu, layaknya goa, di dalamnya juga dapat terlihat batu-batu stalagmit serta aliran air jernih yang menyimpan potensi pariwisata.

”Jadi dulu itu di era 1960-an, tempat ini pernah diresmikan sebagai Taman Prabu Siliwangi. Tapi sekarang tidak terawat. Malahan prasasti-prasastinya kini sudah hampir hilang,” terangnya.

Salah seorang warga sekitar yang akrab disapa Mak Ebed (74), menyebut Goa Nangsi dan Goa Cukang Lemah sudah ada sejak dulu, yang awal mula ditemukannya oleh Pak Adung yang sudah meninggal.

”Sudah ada sejak dulu. Pak Adung yang menemukan dan menjadi juru kunci. Namun karena meninggal, juru kunci dilanjutkan Ojeh yang juga saat ini sudah meninggal beberapa tahun lalu,”tutur Mak Ebed.

Sepeninggal Ojeh, goa tersebut tak lagi memiliki juru kunci. Sehingga saat ada orang yang datang untuk bersemdi, Mak Ebed lah yang diminta mendampingi.

”Saya nggak mau disebut juru kunci. Saya mah cuma nganter saja supaya tidak terjadi apaapa. Karena saya yakin setiap orang yang datang ke sini pasti punya niat dan tujuan baik,” katanya.

 Menurut cerita nenek moyang, lanjut Mak Ebed, goa tersebut sebagai petilasan Prabu Siliwangi di masa Kerajaan Pajajaran. Tak heran saat di dalam goa, banyak jalan atau lorong yang bisa menembus ke beberapa daerah.

”Goa ini bisa menembus ke Banten, Batu Karut, Kuta Maneuh dan Palabuhanratu. Tapi makin ke sini tempat ini jadi tidak terurus. Kalau untuk keasrian dan bentuk goa, masih tampak seperti dulu yang tidak banyak perubahaan,” tandasnya. (can/ade/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X