METROPOLITAN - Tahun politik tidak berpengaruh signifikan pada dinamika di pasar modal. Buktinya, Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) saham justru lebih besar saat ini dibanding periode yang sama tahun lalu.
Hal itu diungkap Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi. ”Tidak terlalu (berpengaruh, red). RNTH masih Rp10 triliun dibandingkan tahun lalu yang cuma mencapai Rp8,5 triliun. Jadi masih oke. Kalaupun agak slow down sedikit, mungkin karena ada pemilu dan orang akan menunggu. Itu wajar,” katanya.
Selain memastikan bahwa dinamika RNTH masih akan lebih bagus dari periode yang sama tahun lalu, Inarno menjelaskan tentang adanya potensi peningkatan dari RNTH tersebut. Apalagi sejak adanya perubahan dalam implementasi penyelesaian transaksi saham dari tiga hari (T+3) menjadi hanya dua hari (T+2), BEI mencatat adanya peningkatan RNTH dan kenaikan frekuensi transaksi. ”Setelah T2 ada peningkatan, dari RNTH maupun dari frekuensi naik. Tahun lalu 382 ribu kali. Setelah T+2, frekuensi naik jadi 460 ribu kali,” jelas Inarno.
Meski demikian, lanjut Inarno, pihak BEI masih akan memaklumi apabila dalam dinamika jelang masa pencoblosan nanti terjadi sejumlah dampak yang turut memengaruhi kinerja pasar keuangan. Walaupun sampai saat ini ia pun memastikan bahwa tidak ada dampak signifikan. ”Gejala ini dari pemilu saja kemungkinan, dan ini wajar. Tapi dari pilpres yang ada, pengaruhnya tidak terlalu banyak. Bahkan dari ketiga pemilu, tidak ada yang signifikan (pengaruhnya, red) dari indeks dan frekuensi,” ujarnya. (hep/rez/run)